Kamis, 03 November 2016

KRITIK ARSITEKTUR - The Niteroi Contemporary Art Museum






Niteroi Contemporary Art Museum terletak di kota NiterĂ³i, Rio de Janeiro, Brazil, dan merupakan salah satu kota utama di Brazil. Museum ini selesai dibangun pada tahun 1996. Museum ini didesain oleh Oscar Niemeyer dengan bantuan Contarini Bruno seorang insinyur struktur. MAC-NiterĂ³i memiliki ketinggian 16 meter dengan kubah 3 lantai yang berdiameter 50 meter. Bangunan ini dibangun dengan luas 817 meter, yang mencerminkan kolam yang mengelilingi silinder yang berbentuk bunga. Museum ini berada di tanjung berbatu dengan pemandangan ke arah kota Rio dan bukit-bukit yang akrab disebut Pao de Acuca. Bentuk piring terbang tampaknya tepat bagi museum yang berada di tebing dekat laut tersebut.




Niteroi Contemporary Art Museum merupakan museum dengan bentuk yang unik dan memberikan kesan megah sekaligus misterius. Bentuk dasar bangunan diumpamakan seperti bunga yang mekar di pinggir laut dengan mengambil bentuk UFO sebagai dasar pendesaian bangunan. Bentuk bunga me
kar dan bentuk UFO disatukan menjadi bentuk yang tidak lazim dan unik. Kesan yang didapat indah (sebagai bunga) dan misterius (seperti UFO).




Museum ini menggunakan material beton sebagai bahan utamanya. Untuk strukturnya, Museum ini menggunakan struktur kantilever  dan core sebagai struktur utamanya. Bentuk cawan modernis, yang menyerupai bentuk UFO, diletakkan di tebing yang pada bagian bawahnya adalah laut seperti bunga yang sedang mekar di pinggir laut.  Dengan struktur kantilever yang keluar dari pusat batang bangunan, bentuk cawan atau piringan ini memberikan kesan tersendiri.
Core pada bangunan diumpamakan seperti tangkai bunga yang menahan mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah kekokohan yang hampir tidak diperkirakan manusia (ukuran diameter core 9m sedangkan ukuran diameter puncak dari cawannya 50m).
Cawan diumpamakan seperti mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah keindahan dan kemegahan dari sebuah karya seni arsitektural. Menggunakan finishing dinding berupa kaca berwarna hitam memberikan kesan misterius dari bangunan yang membuat orang ingin tahu isi di dalamnya.
Warna hitam dan putih merupakan warna kontras yang memberikan kesan seni kontemporer tidak memiliki batasan. Ada yang terkesan seni murni dan juga ada yang terkesan seni terapan.

sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Niter%C3%B3i_Contemporary_Art_Museum
https://winnerfirmansyah.wordpress.com/category/kritik-arsitektur/
https://aura-ilmu.com/desain-bangunan-arsitektur-paling-unik/
https://www.youtube.com/watch?v=WQnxUpuS13U
https://www.youtube.com/watch?v=VPK5YTey6fc

Rabu, 12 Oktober 2016

KRITIK ARSITEKTUR - MASJID ANDALUSIA

KRITIK ARSITEKTUR
Ulasan, komentar atau tanggapan tentang hasil karya arsitektur orang lain yang kemudian dituangkan dalam bentuk ucapan, tulisan ataupun gambar.

KRITIK NORMATIF
Hakikat kritik normatif :
  1. Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standar atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
  2. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai
  3. Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif.
  4. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

Kritik normatif dibedakan dalam 4 metode, yaitu :
Metoda Doktrin (satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
Metoda Sistemik (suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
Metoda Tipikal (suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
Metoda Terukur (sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)


MASJID ANDALUSIA, SENTUL

            Berlokasi di Jl. Ir. H Djuanda No. 78 Sentul City, Babakan Madang, Bogor ini merupakan masjid megah dengan arsitektur ala Spanyol abad pertengahan. Sebuah bangunan yang memiliki empat menara menjulang diatasnya, serta kubah besar berwarna biru dengan perpaduan garis putih dibagian tengahnya. Itulah masjid Andalusia.

 


https://ayokitasholat.files.wordpress.com/2013/09/20130906-124259.jpg

Arsitektur bangunan masjid Andalusia, banyak dipengaruhi unsur interior Spanyol abad pertengahan. Era dimana islam sedang menjadi corong peradaban. Nama masjid Andalusia sendiri, diambil dari sebuah nama wilayah di Spanyol. Wilayah yang pernah menjadi simbol kemajuan peradaban islam. Masa kejayaan peradaban kekahlifahan islam yang bercokol delapan abad lamanya. Tempat dimana ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam berkembang pesat sehingga menjadi rujukan dunia, terutama negara-negara Eropa pada saat itu.

Interior di dalam masjid, dihiasi dengan tulisan kaligrafi yang diracik lewat perpaduan warna yang sedap dipandang mata. Siapa pun yang pernah sholat di masjid  Andalusia, sulit rasanya, untuk tidak mengabadikan hiasan kaligrafi yang berada di dalam kubahnya. Lukisan kaligrafi dengan 99 Asmaul Husna, terukir indah mengelilingi dinding kubah. Tidak hanya masjid yang dinamai dengan simbol kejayaan islam, ruangan auditorium yang berada dilantai bawah, juga dinamai dengan salah satu Istana  yang terdapat di Andalusia, yakni Al-Hambra. Aula ini sering digunakan untuk resepsi pernikahan, seminar, pelatihan dan sejenisnya.




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjB0sBNeu78bKCoelwBf45I4K-OWRqBDFavwnyDOGc4V05OBNUIAbF5Sa35STz8CoIy5AyqDbvpQTisQwGSRFOhAOy4zECChEhJQ8GMZaQl_6Jk96N2QCXLikE4D0i2HzgKNHr79j0aXA/s400/muallaf2.jpg

Masjid yang berada di kompleks Islamic Centre ini digagas oleh Yayasan Tazkia yang dipimpin oleh M. Syafi’i Antonio, seorang muslim Tionghoadan juga pakar ekonomi syariah. Masjid Andalusia ditujukan untuk mengingat kembali kejayaan islam di masa silam, agar yang melihat, bisa menyelami kembali sejarah kemajuan islam kala itu. Sebuah masjid yang berdiri kokoh di tengah perumahan Sentul City.


http://www.sentulnirwana.com/v01/media/userfiles/images/masjid_large3.png


http://bimg.antaranews.com/bogor/2013/04/ori/tazkia-kampus.jpg




Terdapat sebuah gedung kampus yang menjadi pelopor pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, yakni Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia. Persis dibelakang bangunan masjid, terdapat sebuah gedung yang menjadi tempat karantina kaum cendikiawan dan mujahid ekonom. Sebuah bangunan yang menjadi pusat reproduksi ide dan gagasan mengenai Ekonomi Syariah oleh para mahasiswa. Gedung ini juga dinamakan dengan salah satu simbol kejayaan islam di Spanyol, yakni gedung Cordova. Di gedung inilah, proses perkuliahan berlangsung, mulai dari mahasiswa Diploma, Strata 1 (S1), maupun Strata 2 (S2).
Letak masjid Andalusia yang bersebelahan dengan Kampus STEI Tazkia, semakin menguatkan kesan kejayaan Islam masa silam. Karena pada zaman Rosulullah, selain tempat ibadah, masjid juga digunakan untuk pendidikan dan majelis ilmu serta pengembangan masyarakat yang ditandai dengan pendirian Baitul mal. Dari masjid perjuangan dan penegakkan kalimatullah dimulai. 

KESIMPULAN
Halaman Masjid Andalusia Sentul cukup luas dan mudah untuk menemukan tempat parkir. Keempat menara, kubah dan ornamen, serta bentuk bangunan masjid memang menyerupai salah satu masjid yang berada di Andalusia, Spanyol. Dinding ruangan masjid lainnya tampak masih polos. Sepi. Belum ada hiasan kaligrafi atau ornamen yang memperindah ruangan. Masjid ini nampaknya belum selesai benar dikerjakan, masih jauh dari kesan agung yang melekat pada nama Andalusia yang menjadi pengingat kejayaan pemerintahan Bani Umayyah di wilayah Spanyol. Ornamen pada bagian dalam langit-langit kubah utama masjid. Cukup indah, namun belum cukup untuk mampu membunyikan decak kagum pengunjung terhadap masjid ini. Selain Masjid Andalusia, ada pula Gedung Qordova sebagai pusat belajar mengajar, dan Aula Al-Hambra yang berada di bawah masjid sebagai tempat acara besar kampus, semuanya dibawah Yayasan Tazkia yang dipimpin oleh M. Syafii Antonio. Semoga suatu saat sudah lebih banyak lagi ornamen yang dipasang dalam ruangan masjid.

sumber: https://benyaminlakitan.com/2015/01/23/indonesia-157-masjid-andalusia-sentul-jawa-barat/
http://catatansijon.blogspot.com/2015/05/masjid-andalusia-stei-tazkia-perkawinan.html
http://www.thearoengbinangproject.com/masjid-andalusia-sentul/

Rabu, 25 Mei 2016

ANALISA AMATAN


Incheon-Tri-bowl-by-iArc-Architects-1
The Incheon Tri Bowl
The The Incheon Tri Bowl selesai dibangun pada Maret 2010 di salah satu kota terbesar Korea Selatan, Incheon. iArc Architects adalah perusahaan yang mendatangkan landmark ini, kawasan yang memiliki luas lebih dari 2.869 meter persegi . Proyek ini seharusnya menjadi simbol baru kota ini dan untuk menyegarkan tampilan taman pusat Song Do.
Incheon Tri-Bowl merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai hall atau gedung pertunjukan dan pameran. Bangunan ini dikelilingi oleh kolam-kolam buatan, dan terdapat akses pengunjung menuju ke dalam bangunan. Pada malam hari, bangunan ini dihiasi oleh lampu-lampu LED yang menyempurnakan keindahannya.
Incheon-Tri-bowl-by-iArc-Architects-2
Bangunan ini memiliki aspek multidimensi dan dapat berfungsi sebagai area kerja, tempat pertemuan sosial atau bahkan sebagai pameran. Para arsitek ingin menciptakan sesuatu yang benar-benar unik, dan mereka menggunakan kreativitas mereka untuk membuat bangunan dengan desain yang murni, dengan lantai melengkung dan atap datar, yang benar-benar berbeda dari ide-ide tradisional dalam arsitektur.
Eksterior Incheon Tri-Bowl berbentuk menyerupai mangkuk ataucone yang berjumlah 3 buah. Hal tersebut mencerminkan Kota Incheon dengan 3 keunggulan, yaitu Langit (bandara), Laut (pelabuhan), Tanah (area luas jaringan transportasi).
Incheon-Tri-bowl-by-iArc-Architects-3
roof
Bangunan Incheon Tri-Bowl terbuat dari beton ekspos yang terdapat di bagian bawah shell (cangkang). Sedangkan pada bagian atas terdapat panel aluminium yang menarik dan membuat bangunan ini tampak sangat mengesankan. Warna bangunan ini dibuat alami sesuai dengan material pembentuknya, yaitu berwarna kelabu.

Incheon-Tri-bowl-by-iArc-Architects-6

KONDISI EKSISTING

Bangunan Tribowl berada di Songdo Central Park, Incheon, Korea selatan. Incheon adalah kota metropolitan dan pelabuhan utama di pesisir barat korea selatan. incheon ini adalah kota penting yang berfungsi sebagai kota pelabuhan dan transportasi di asia timur serta salah satu kota dari dua zona ekonomi bebas korea selatan.
Songdo central park terletak di kota Incheon, tepat nya di kawasan district bisnis internasional Incheon.  Songdo District Bisnis Internasional (Songdo IBD) adalah new smart city yang dibangun di atas 600 hektar  lahan reklamasi sepanjang pantai Incheon.

- Bagian Utara bangunan Tribowl.
Dari sisi ini kita dapat melihat keindahan urban landscape songdo sentral park, dimana  terdapat satu bangunan iconic bernama I tower. Pada sisi kirinya terdapat jembatan besar yang dapat dilalui oleh kendaraan. Sedangkan pada sisi kanannya terdapat jembatan berbentuk melengkung yang berfungsi sebagai askes bagi para pejalan menuju tribowl. Dari kawasan hunian apartemenet.

- Bagian Timur bangunan Tribowl
pada bagian ini kita dapat melihat sungai dan melihat deretan gedung futuristic yang diperuntukkan sebagai hunian. 

·        -  Bagian Selatan bangunan Tribowl
di sisi ini terdapat bangunan Compact Smart City dan sebuah Sculpture

·        -  Bagian Barat bangunan Tribowl
Pada sisi ini terdapat gedung posco e &c dan jalan raya Incheon.


            Keadaan lalu lintas disan sangat rendah, berbeda dengan keadaan pengguna jalan dan sepeda. Karena memang di taman songdo central park ini untuk taman kota Incheon, dimana penghuni apartement selalu bermain ditaman dan melihat pemandangan indah di songdo central park, di sekitaran bangunan Tribowl.



Daerah sekitar tribowl, dapat di akses dengan mobil, sepeda, dan berjalan kaki. Terdapat juga kereta bawah tanah yang pintu masuknya persis di depan tribowl. Karena itu akses menuju daerah ini sangat mudah. Saat itu sedang memasuki musim semi. Angin dingin bertiup cukup kencang, dan udara menjadi semakin dingin. sehingga cukup mempersulit kami dalam melakukan pengamatan.

KEGIATAN DI KOREA SELATAN

Kuliah Lapangan Arsitektur 2016, Kloter 1 – Korea Selatan

Jum’at, 15 April 2016
Hari ini adalah hari keberangkatan kami ke Korea. Kami disuruh berkumpul di bandara Soetta pada pukul 19:00 WIB. Setelah seluruh mahasiswa berkumpul di bandara, pihak travel dibantu para dosen mulai mengabsen dan membagikan passport beserta boarding pass. Setelah itu kami mulai mengantri untuk security check dan masuk ke dalam bandara untuk melakukan proses imigrasi. Setelahnya kami menunggu di ruang tunggu. Hingga akhirnya kami dipanggil untuk melakukan boarding dan masuk ke dalam pesawat. Pada pukul 00:10 WIB pesawat kami take off.

Sabtu, 16 April 2016
                Akhirnya kami berhasil mendarat di Korea dengan selamat pada pukul 08:30 KST. Setelah kami melalui proses kesehatan dan imigrasi, kami antri untuk mengambil koper kami. Setelah itu kami keluar bandara dan disambut dengan mascott yang telah disiapkan oleh tour guide dari Korea. Kami diberi waktu untuk berfoto dengan mascott tersebut. Setelah semua mahasiswa dan dosen telah berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing, kami digiring masuk ke dalam bus yang telah menunggu kami, untuk memulai perjalanan kami selama di Korea Selatan. Selama di Korea kami dibimbing oleh seorang tour guide. Tour guide tersebut cukup lancar berbahasa indonesia, jadi kami tidak kesulitan ketika berkomunikasi dengan beliau.
Setelah sampai di pusat kota Seoul, kami dibawa menuju Samsung Jong-ro Tower. Disini bukan tempat amatan saya, jadi saya bersama teman saya berkeliling di sekitar bangunan tersebut. Kami secara bergantian saling mengambil gambar satu sama lain. Setelah 30 menit berada di daerah tersebut, kami kembali ke dalam bus. Kemudian kami dibawa makan siang yang lokasinya tidak jauh dari lokasi sebelumnya. Makan siang pertama kami adalah Bulgogi atau daging sapi yang dimasak bersama dengan bihun, jamur dan sayur-sayuran dengan kuah kecap asin yang disajikan bersama rumput laut, kimchi dan beberapa sayur yang lainnya.
Setelah makan siang, kami dibawa menuju Gyeongbok Palace. Disini saya mempelajari banyak sejarah tentang Korea. Tempat ini masih mempertahankan bangunan aslinya. Bangunan disini adalah bangunan tradisional dengan atap bertumpuk yang tinggi. Ketika rombongan kami datang, suasana di tempat ini sangat ramai. Banyak penduduk lokal dan juga wisatawan asing yg mengunjungi tempat ini. Ada yang sekedar berjalan-jalan, berkencan atau belajar. Saya sangat menyukai suasana di tempat ini. Suasana di tempat ini sangat tenang dan asri, dikarenakan banyak tumbuhan di tempat ini.


Setelah dari Gyeongbok, kami dibawa kembali ke daerah Incheon. Setelah tiba, kami dibawa makan malam. Makan malam pertama di Korea, saya hanya dapat makan nasi saja, karena saya kurang suka lauknya. Lauk yang disediakan adalah semacam sup dengan kuah pedas, berisi sayuran dan seafood, disajikan juga dengan kimchi dan beberapa jenis sayur yang lain. Selesai makan, kami kembali ke bus untuk bertolak ke hotel. Sesampainya di hotel, kami dibagikan kunci kamar dan segera masuk ke kamar kami untuk beristirahat. Namun tidak untuk saya. Selepas mandi, saya ditunggu teman sekelompok saya untuk briefing terakhir kali, sebelum esoknya saya akan melakukan pengamatan.

Minggu, 17 April 2016


                Morning call pukul 07:00 KST. Selepas mandi dan sudah rapi berpakaian, saya segera turun untuk sarapan. Setelah sarapan, kami menunggu bus datang menjemput kami. Udara pagi itu cukup dingin, dikarenakan malam sebelumnya turun hujan. Setelah bus datang, kami langsung masuk ke dalam bus. Tujuan kami hari itu adalah Songdo. Sesampainya di Songdo, saya dan kelompok langsung memisahkan diri, karena kami harus memulai pengamatan. Pengamatan kami adalah Tri-bowl. Saya cukup sedih karena tidak bisa mengeksplor daerah di sekitar Tri-bowl, karena harus melakukan pengamatan. 1 jam 30 menit lamanya saya dan kelompok melakukan pengamatan. Setelah itu kami kembali ke bus dan kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Nami. Perjalanan dari Songdo ke Pulau Nami membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Saya memilih tidur selama perjalanan ke Pulau Nami.
                Ketika sudah hampir sampai ke Pulau Nami saya terbangun. Dan saya merasa sangat lapar. Untungnya sebelum menyebrang ke Pulau Nami, kami makan siang terlebih dahulu. Makan siang kali ini sangat lezat. Yaitu ayam bakar dengan bumbu yang langsung dibakar di tungku bakaran yang ada di setiap meja, yang dibakar bersamaan dengan jamur dan tteok (Rice Cake). Kemudian disajikan dengan sup rumput laut dan beberapa sayur lain. Akhirnya saya bisa makan dengan lahap


                Selesai makan, kami mengantri kapal feri untuk menyebrang ke Pulau Nami. Setelah menempuh sekitar 10 menit, akhirnya kami tiba di Pulau Nami. Sebelum masuk, kami diberi pengarahan dan peta. Akhirnya kami bisa benar-benar masuk dan mengelilingi Pulau Nami. Kami banyak berfoto, membeli makanan kecil dan juga membeli souvenir khas Pulau Nami. Setelah setengah jam lebih berjalan-jalan di Pulau Nami, kami kembali berkumpul di titik awal, untuk menyeberang kembali ke parkiran bus. Setibanya kami di parkiran, kami langsung masuk ke dalam bus, dan melanjutkan pejalanan kami ke Gunung Seorak.
                Perjalanan dari Pulau Nami ke Gunung Seorak membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih. Saya sempat tertidur sebentar kemudian kembali terbangun karena kami berhenti di rest area untuk buang air kecil dan jajan makanan kecil. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Seorak. Setibanya kami di daerah Gunung Seorak, kami langsung dibawa makan malam. Lagi-lagi saya hanya makan nasi disini. Lauk yang disediakan adalah sup dengan tahu yang dihancurkan kemudian dicampur dengan potongan udang dan kepiting. Disajikan dengan kimchi dan beberapa sayuran lainnya. Selesai makan, kami segera bertolak ke hotel untuk beristirahat.
                Hotel tempat menginap kali ini tidak bisa disebut hotel, lebih tepatnya Condominium. Karena kamarnya terbilang cukup luas, dengan 1 double bed dan 1 single bed. Terdapat juga meja makan 4 kursi dan dapur kecil beserta peralatan memasaknya. Di lantai kamarnya juga dipasang penghangat, jadi tidak kedinginan ketika duduk di lantai. Selepas mandi, saya kembali briefing kelompok selama kurang lebih 1 jam. Kemudian saya kembali ke kamar untuk beristirahat.

Senin, 18 April 2016
                Morning call pukul 07:30 KST. Selepas mandi dan sudah rapi berpakaian, saya segera turun untuk sarapan. Karena saya bangun agak terlambat, jadi ketika saya turun untuk sarapan, teman-teman yang lain telah menyelesaikan sarapan mereka. Akhirnya saya sarapan dengan sedikit terburu-buru. Setelah selesai sarapan saya segera menuju bus yang telah menunggu.




                Tempat pertama yang dikunjungi adalah Taman Nasional Gunung Seorak. Seharusnya kami bisa naik kereta gantung menuju desa diatas gunung, namun dikarenakan angin yang cukup kencang pada saat itu. Taman ini sangat luas terdapat berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Yang paling terkenal ditempat ini adalah patung budha yang berukuran cukup besar. Kami tidak terlalu lama berada disini, karena kami harus segera kembali ke Seoul. Karena kami tidak dapat naik kereta gantung, jadi sebagai gantinya kami mengunjungi Museum Teddy Bear yang terdapat di Gunung Seorak. Mungkin tidak sebesar Museum Teddy Bear yang di Pulau Jeju, namun ini cukup mengobati kekecewaan kami. Disini terdapat berbagai jenis boneka dari yang kecil hingga besar.
                Setelah dari museum teddy bear, kami makan siang. Makan siang kali ini sangat lezat. Yaitu ikan bakar yang disajikan dengan sup rumput laut, kimchi serta  lembaran rumput laut, dan juga beberapa jenis sayuran lainnya. Disini juga kami membeli beberapa bungkus lembaran rumput laut untuk dibawa pulang, karena rumput laut di rumah makan ini lebih enak dibanding rumput laut di tempat lain. Selesai makan kami segera kembali ke Seoul. Saya memilih untuk tidur selama perjalanan ke Seoul. Saya terbangun ketika bus berhenti di rest area. Akhirnya saya turun untuk buang air kecil dan meregangkan badan. Kemudian saya kembali ke bus dan kami melanjutkan perjalanan ke Seoul.



                Sesampainya di Seoul, kami dibawa ke Dongdaemun. Disini kami diberi waktu untuk berbelanja oleh-oleh untuk dibawa pulang. Tempat kami berbelanja berseberangan dengan Dongdaemun Design Plaza. Jadi setelah berbelanja, saya menyeberang dan mengunjungi DDP. Sayang sekali, ketika saya hendak mengambil gambar, cuaca sedang kurang bersahabat dan turun hujan. Akhirnya saya hanya berfoto sebentar dan kembali ke tempat kami berbelanja. Setelah semuanya berkumpul, kami menunggu bus datang untuk menjemput kami. Setelah bus datang, kami langsung menuju restoran untuk makan malam. Makan malam kali ini juga lezat. Yaitu sup ayam gingseng, ayam yang direbus dengan isian nasi dan potongan gingseng, dan kuah kaldu beserta bihun di dalamnya. Setelah makan malam, kami bergegas ke hotel. sesampainya di hotel, saya segera mandi dan membereskan oleh-oleh. Saya hanya turun sebentar untuk membeli cemilan, kemudian kembali lagi ke kamar untuk beristirahat.

Selasa, 19 April 2016
                Morning call pukul 07:00 KST. Hari itu saya terlambat bangun. Dengan terburu-buru saya mandi dan berpakaian, kemudian bergegas turun untuk sarapan. Walaupun sudah terlambat, saya menyempatkan diri untuk sarapan. Selesai sarapan saya segera masuk ke dalam bus, karena yang lain sudah menunggu. Tempat pertama yang dikunjungi hari itu adalah tempat penjualan gingseng. Korea Selatan dikenal sebagai penghasil gingseng terbaik di dunia. Di tempat ini kita bisa membeli berbagai olahan gingseng.
                Setelah dari tempat gingseng, kami bertolak ke Museum Leeum. Museum ini terletak di daerah Itaewon. Museum ini menampilkan berbagai jenis hasil karya seniman korea. Sayang sekali, kami tidak bisa mengambil gambar di dalam museum ini. Selepas dari museum Leeum, kami diarahkan menuju tempat penjualan kosmetik bernama Obdo. Disini kami bisa berbelanja berbagai jenis kosmetik. Saya tidak berbelanja disini, jadi saya hanya berfoto di sekitar tempat itu saja.  Setelah dari Obdo, kami dibawa untuk makan siang. Makan siang kali ini adalah makanan cina, jadi kami tidak asing lagi dengan jenis makanan ini. Kami makan sangat lahap disini.


                Selepas makan siang, kami pergi ke daerah Gwanghwamun. Tepatnya kami ke Donghwa Duty Free untuk berbelanja kosmetik korea dengan harga murah. Setelah puas berbelanja kosmetik, kami berjalan kaki menuju Cheong-gye Cheon Stream. Tempat ini adalah sungai buatan yang berada di tengah kota. Tempat ini sangat cocok untuk berjalan-jalan atau sekedar duduk santai sambil mengobrol minum kopi.
                Dari sini, kami bertolak menuju Myeondong. Di Myeondong saya berbelanja banyak kaos kaki karakter dan beberapa baju. Saya juga membeli beberapa jajanan yang dijajakan disana. Saat itu banyak sekali orang yang mengunjungi Myeondong. Setelah dari Myeondong, kami bergegas makan malam. Itu adalah makan malam terakhir kami di Korea. Menu makan malam kali ini sangat lezat. Kami makan daging sapi segar yang langsung di panggang, disajikan dengan nasi, sup rumput laut, dan beberapa sayur lainnya.
                Selepas makan malam, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan packing. Namun saya dan beberapa teman saya memilih untuk kembali ke DDP. Kami kembali ke DDP menggunakan taksi. Disana kami mengengelilingi bangunan dan mengambil foto bangunan dari beberapa angle. Karena waktu sudah menunjukkan tengah malam, maka kami memilih untuk kembali ke hotel. Kamil kembali menggunakan taksi. Namun, saya dan beberapa teman saya tertipu oleh supir taksi tersebut. Seharunya ongkos dari DDP ke hotel itu 4000 won (sekitar 40-50 ribu rupiah), namun supir taksi tersebut meminta ongkos 30.000 won (sekitar 300 ribu rupiah). Teman saya yang berbeda taksi dengan saya, hanya dikenakan ongkos 4000 won. Akhirnya dengan berat hati, saya dan teman-teman mengikhlaskan uang kami. Kami bergegas kembali ke kamar untuk packing dan beristirahat.

Rabu, 20 April 2016
                Morning call pukul 06:00 KST. Karena morning call hari ini cukup pagi, akhirnya saya memilih untuk tidak tidur semalaman karena saya takut terlambat. Setelah mandi dan berpakaian, saya bergegas turun dan menunggu ruang sarapan dibuka. Setelah ruang sarapan dibuka, saya segera masuk untuk sarapan. Sehabis sarapan saya bergegas masuk ke dalam bus.




                Tujuan terakhir adalah Seoul N Tower. Lokasi ini sangat terkenal karena beberapa kali masuk ke dalam drama-drama korea. Disini juga terdapat gembok cinta. Suasana disini juga sangat tenang dan sejuk. Terdapat berbagai jenis pepohonan dan bunga-bungaan. Ketika disana juga banyak wisataawan lokal dan wisatawan asing yang berkunjung. Ada yang sekedar berjalan-jalan dan berolahraga. Dari Seoul N Tower, kami bertolak menuju bandara Incheon. Kami berhenti di tempat makan di daerah Incheon untuk makan siang dan berbelanja makanan untuk oleh –oleh. Setelah itu kami kembali lagi ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke bandara. Sesampainya di bandara kami bergegas untuk boarding dan masuk ke dalam bandara. Disini kami berpisah dengan tour guide kami.
Tour guide kami bernama Wooni. Beliau adalah seorang perempuan. Beliau adalah satu-satunya tour guide perempuan di rombongan kami, dan kebetulan beliau adalah tour guide di bus kami, bus 1. Kami (yang perempuan) memanggilnya Wooni Eonnie, supaya lebih ramah. Beliau cukup lancar berbahasa indonesia karena beliau sempat tinggal di indonesia. Beliau juga sangat perhatian kepada kami. Terkadang beliau sangat serius, marah, lucu dan tegas disaat yang bersamaan. Beliau selalu mengingatkan kami dalam banyak hal.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, kami masuk ke dalam bandara dan menunggu untuk masuk ke dalam pesawat. Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam, kami masuk ke dalam pesawat. Kami take off sekitar pukul 18:00 KST. Perjalanan dari Korea menuju Indonesia agak sedikit terganggu, karena cuaca yang kurang baik. Saat mengudara, terjadi beberapa kali goncangan. Akhirnya mendarat dengan selamat tiba di Indonesia.


Kamis, 14 April 2016

INCHEON TRI-BOWL


Proyek: Incheon Tri-Bowl
Dirancang oleh iARC Architects
Arsitek: Kerl Yoo
Tim Desain: Jeongim Kim, Seunghyeon Shin, Seongjin Kim, Seokcheon Kim, Jungjun Park, Yoonjoo Lee, Geunseok Ryu, Sunhun Kim, Sangmi Lee, Jiyeon Ryu, Junseok Park, Taesu Kim, Seoneun Park.
Luas Bangunan: 2.869 sqm
Luas Site: 12.300 sqm
Tahun Proyek: 2010
Lokasi: Incheon, Korea Selatan
Website: www.iarc.net
            Incheon Tri-Bowl adalah pameran dan kinerja ruang berbentuk sangat dibuat oleh iARC Architects, yang dengan proyek ini ingin menentang gagasan bentuk arsitektur setiap hari.
Tujuan: Membuat Landmark, Taman Pusat Song Do
Pertimbangan: Mencerminkan gambar, Representasi laut dari Pelabuhan Incheon.
Persyaratan Desain: Multi-fungsi bangunan untuk pameran, kinerja, dan pertemuan


The Incheon Tri-Bowl dibangun untuk memperingati Global Pameran & Festival Incheon, Korea. mangkuk melambangkan Incheon dan langit nya (bandara), laut (pelabuhan), dan tanah (wide-area network transportasi), serta distrik Songdo, Chengna, dan Yeongjong, yang bersama-sama membentuk Incheon Free Economic Zone. Bangunan ini memiliki ruang multi-budaya dengan acara hall, aula serbaguna, dan perpustakaan digital. Berdiri di kolam, bangunan menyerupai mangkuk besar beristirahat di atas air.


The Incheon Tri-Bowl dimulai dengan ide yang melawan pikiran umum tentang arsitektur. Hal ini terdiri dari lantai melengkung dengan atap datar bukannya lantai datar dengan atap melengkung arsitektur umum. Memorial hall ini pada dasarnya digunakan untuk pameran dan dirancang untuk memiliki langit-langit yang luas bagi mereka pameran. Lampu LED, menyusun langit-langit, membuat informasi yang tersedia di mereka sewaktu-waktu. Struktur mengambang di kolam refleksi persegi panjang dan pelanggan akan masuk melalui jembatan panjang yang lewat di bawahnya massa. Interior selesai dengan bahan transparan dan juga struktur ringan dengan dipisahkan dengan tubuh shell. Sirkulasi pelanggan dalam jejak kurva kubik terus menerus yang membuat beberapa tindakan seperti berputar-putar, naik dan turun dan lain-lain Ada ruang layanan terdiri dari kamar untuk pameran, kinerja dan beristirahat serta ruang kantor. Pameran dan kinerja ruang dapat menerima sekitar 400 orang dan para pengunjung dapat melihat pameran menggantung dari langit-langit melalui jejak kurva kubik. Hal ini terutama permukaan satu arah melengkung dari kurva bebas dan kurva berbentuk kerucut di bawah tubuh shell. Eksterior selesai dengan beton ekspos pada bagian bawah shell sedangkan bagian atas shell selesai dengan panel aluminimum.


Untuk sampai ke gedung, pengunjung harus menyeberang jembatan yang membentang diatas kolam  selebar 90m, panjang 50.5m, dan 30cm kedalaman kolam. Karena bentuk bangunan yang menyerupai mangkuk, maka lantai pertama memiliki luas yang sangat kecil dan hanya cukup untuk kantor informasi. Melanjutkan ke lantai atas, flare bangunan keluar ke lantai luas, dikombinasikan kedua dan ketiga di mana berbagai karya seni yang dipamerkan. Ruang ini juga terdapat panggung untuk pertunjukan dan acara lainnya.
cr:
http://english.visitkorea.or.kr/enu/AKR/FU_EN_15.jsp?cid=1008996
http://english.visitkorea.or.kr/enu/ATR/SI_EN_3_6.jsp?cid=1718482
http://www.archiscene.net/cultural/incheon-tri-bowl-iarc-architects/
www.youtube.com