Hari jadi
|
|
Ibu kota
|
|
8º 30' - 5º 40' LS
108º 30' - 111º 30' BT (termasuk Kepulauan Karimun Jawa) |
|
Pemerintahan
|
|
• Gubernur
|
|
Area
|
|
• Total
|
34.548.20 km2 (13,339.13 mil²)
|
Populasi (2010)[1]
|
|
• Total
|
32.180.687
|
• Kepadatan
|
930/km2 (2,400/sq mi)
|
Demografi
|
|
• Agama
|
|
• Bahasa
|
|
29
|
|
6
|
|
534
|
|
8559
|
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di
bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini
berbatasan dengan Provinsi Jawa
Barat di sebelah barat, Samudra
Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa
Timur di sebelah timur, dan Laut
Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya
34.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga
meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan
(dekat dengan perbatasan Jawa
Barat),
serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut
Jawa.
Pengertian Jawa
Tengah secara geografis dan
budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jawa
Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya
Jawa.
Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki
budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan
dengan Jawa Barat. Selain ada pula wargaTionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang
tersebar di seluruh provinsi ini.
ah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia
Belanda.
Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri
atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Pati, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan
daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri
dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimanaYogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten.
Waktu itu Pati Gewest juga meliputi Regentschap Tubandan Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya Decentralisatie
Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga
dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.
Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan
sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad).
Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie),
yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam
beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5
karesidenan, yaitu: Pekalongan, Pati, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membentuk
daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran;
dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan
pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten
dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati
sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15
Agustus 1950.
Geografi
Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38%
lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan
memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih
dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran
rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung
dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau
terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari
sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan
menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih
berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang
membentang dari sebelah timur Semarang hinggaLamongan (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah
Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara
membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat
dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar
30-50 km; di ujung baratnya terdapatGunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan
Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang
dari Majenang (Kabupaten Cilacap),
Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung
berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan
Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan
zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki
dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai
membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur
Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai
selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572
km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara,
melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur
dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di
Laut Jawa di antaranya adalah Kali Pemali,Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang
sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di antaranya adalah Serayu dan Kali Progo. Di antara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah
adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten
Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen
dan Kabupaten Wonosobo), Waduk Gembong (Kabupaten Pati),
Waduk Gunung Rowo (Kabupaten Pati), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen) dan Waduk
Mrica (Kabupaten Banjarnegara).
Gunung Berapi
Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah,
yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing (di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di
Banjarnegara).
Keadaan Tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969,
jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga
hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan
yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis,
dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter,
dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi
terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan
Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di
musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan
Kabupaten Wonogiri.
Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687
jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota
dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat
kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada
di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak
dan Kendal), daerah Salatiga Raya (termasuk wilayah Ambarawa, Bringin, Kopeng,
Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten
Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar
0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5%
per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan
angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).
Suku
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku
Jawa.
Jawa Tengah dikenal sebagai pusat
budaya Jawa, di mana di kota Surakarta danYogyakarta terdapat pusat istana
kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan
perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka
bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur
dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa
dengan logat yang kental sehari-harinya. Pengaruh kental bisa kita rasakan saat
berada di kota Semarang serta kota Lasem yang berada di ujung
timur laut Jawa Tengah, bahkan Lasem dijuluki Le Petit
Chinois atau Kota Tiongkok Kecil.
Selain itu di beberapa kota-kota besar di
Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan
komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat
terdapat pula orang
Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama
di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan
provinsi Jawa
Timur)
terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang
kasusnya hampir sama dengan orang
Kanekes di Banten.
Bahasa
Meskipun Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi,
umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa
Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa
Jawa Dialek Solo-Jogja atau Mataram dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.
Di samping itu terdapat sejumlah dialek
Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa
Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki
pengucapan yang cukup berbeda denganBahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa
Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek Semarang,
dan Dialek Pati. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa
Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan
dan Kedu.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu
di kabupaten Brebes bagian selatan, dan
kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda
dalam kehidupan sehari-harinya.
Berbagai macam dialek Bahasa
Jawa yang terdapat di Jawa Tengah :
1.
dialek
Pekalongan (Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten
Batang,
sebelah timur Kabupaten Pemalang)
2.
dialek
Kedu (Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota
Magelang)
3.
dialek
Bagelen (Kabupaten Purworejo)
4.
dialek
Semarangan (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota
Salatiga, Kabupaten
Kendal, Kabupaten
Demak,
sebelah barat Kabupaten Grobogan)
5.
dialek
Muria/Pantura Timur (Kabupaten
Jepara, Kabupaten
Rembang, Kabupaten
Kudus, Kabupaten
Pati)
6.
dialek
Blora (Kabupaten Grobogan dan Kabupaten
Blora)
7.
dialek
Surakarta (Kota Solo, Kabupaten
Klaten, Kabupaten
Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar)
8.
dialek
Banyumasan (Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Kebumen, Kabupaten
Cilacap)
9.
dialek
Tegal (Kota Tegal, Kabupaten
Tegal, Kabupaten
Brebes,
sebelah barat Kabupaten Pemalang)
Berbagai macam dialek Bahasa
Sunda yang terdapat di Jawa Tengah :
1.
Bahasa
Sunda dialek Timur-Laut, yang digunakan di wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Cirebon di provinsi Jawa Barat juga digunakan pada
wilayah Kabupaten
Brebes bagian Barat dan Selatan yang
merupakan wilayah provinsi Jawa Tengah.
2.
Bahasa
Sunda dialek Tenggara, yang digunakan di wilayah Kabupaten
Ciamis sekitar Kota Ciamis dan Kota
Banjar di provinsi Jawa Barat juga digunakan pada
wilayahKabupaten Cilacap bagian Utara yang
merupakan wilayah provinsi Jawa Tengah
Pendidikan Bahasa Daerah
Bahasa dan Kebudayaan yang ada di wilayah
Provinsi Jawa Tengah mayoritas merupakan kebudayaan Jawa, namun terdapat pula
kantong-kantong kebudayaan Sunda di wilayah sebelah barat yang berbatasan
dengan Provinsi Jawa Barat terutama di Kabupaten
Brebes dan Kabupaten
Cilacap
Secara umum pendidikan yang ada di Jawa
Tengah terutama pendidikan bahasa daerah mengajarkan Pendidikan Bahasa Daerah
Bahasa Jawa (Bahasa Jawa Baku dialek Surakarta-Yogyakarta) untuk seluruh
Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan SK Gubernur No.895.5/01/2005,
namun beberapa tahun terakhir terutama periode 2000-an, beberapa Kabupaten /
Kota terutama di wilayah barat menginginkan untuk mengajarkan Bahasa Jawa
dengan dialek mereka sendiri, semisalnya Bahasa Jawa dialek Brebes-Tegal. Hal
tersebut dilakukan karena menurut mereka Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta -
Yogyakarta) tidak mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari terlebih tujuan
dari pengajaran bahasa daerahadalah untuk mengembangkan sekaligus melindungi
bahasa daerah berikut dialeknya dari kepunahan.
Pendidikan Bahasa
Jawa dialek Brebes - Tegal[
Pada Kongres Pertama Bahasa Tegal tanggal 4
April 2006 di Hotel Bahari Inn, Kota
Tegal memberikan sebuah rekomendasi bagi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah salah satunya adalah pembudayaan bahasa
tegal melalui strategi kurikuler (diajarkan
di sekolah). Selama ini sesuai dengan SK Gubernur No.895.5/01/2005 untuk siswa
SD/SMP/SMA wilayah Jawa Tengah diberlakukan kurikulum bahasa Jawa (dialek
Surakarta - Yogyakarta) sebagai muatan lokal (mulok. Namun bagi siswa yang
sehari-hari berbahasa Tegal, pelajaran bahasa Jawa (baku) dirasakan sangat
sulit, kebanyakan siswa tidak menguasai materi yang diajarkan. Mata pelajaran
bahasa Jawa dengan segala bentuk kaidah-kaidah khusus yang rumit,justru tidak
membuat siswa (Tegal) mampu berbahasa Jawa (dialek Surakarta - Yogyakarta)
dengan baik. [7]
Kongres yang digagas oleh Yono
Daryono,
tersebut menghadirkan beberapa tokoh antara lain SN Ratmana (cerpenis), Ki Enthus Susmono (dalang Tegal), Eko
Tunas (penyair Tegal). Tujuan digelarnya
kongres itu adalah mengangkat status dialek Tegalan menjadi bahasa Tegal.
Pengembangan Pendidikan Bahasa
Jawa dialek Brebes - Tegal
Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, berencana
memasukkan pelajaran bahasa Tegal dalam kurikulum muatan lokal untuk diajarkan
kepada siswa mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai sekolah
menengah umum/kejuruan. Supriyanto (Pakar Bahasa dari Universitas Negeri
Semarang) mengatakan melalui pelajaran bahasa Tegal diharapkan para siswa dapat
melestarikan, mempertahankan, serta memasyarakatkan bahasa asli daerah mereka.
Saat ini, dinas pendidikan dan kebudayaan sedang menyusun silabus, materi
pelajaran, buku ajar, serta menyiapkan jurnal tentang bahasa Tegal untuk siswa
sekolah dasar.
“
|
"Selain
mempelajari bahasa Tegal sebagai materi pokok, para siswa juga diajarkan
bahasa daerah lain seperti bahasa daerah Solo, Banyumas, Surabaya, serta
daerah lainnya sebagai bahasa standar, sehingga jika berkomunikasi dengan
orang lain menggunakan bahasa luar daerah Tegal, para siswa dapat memahami
bahasa mereka, hingga kini bahasa Tegal yang belum terlalu banyak
terpengaruhi oleh bahasa lain atau biasa dikenal dengan bahasa 'Tegal
Deles" (Tegal murni/asli) terdapat di wilayah Tegal pesisir serta
Banyumas bagian selatan." (Supriyanto. Pakar Bahasa Universitas Negeri
Semarang)
|
”
|
.
Ia mengatakan, sebagai tenaga pengajar bahasa
Tegal, dinas pendidikan bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan
Pendidikan Bahari Center Tegal, sudah merekrut serta melatih sejumlah calon
tenaga pengajar khusus bahasa Tegal, karena sekitar akhir 2011, bahasa Tegal
sudah siap diajarkan di semua sekolah dasar di Kota Tegal, sedangkan untuk
tingkat SMP akan dijarkan mulai 2013, kemudian 2014 baru tingkat SMA.
Pendidikan Bahasa Sunda dialek Tenggara
Keinginan untuk mengajarkan dan menggunakan
bahasa daerahnya tidak hanya menjadi keinginan masyarakat Brebes - Tegal saja
yang secara nyata masih termasuk Suku Jawa, namun masyarakat suku Sunda yang
tinggal di wilayah Provinsi Jawa Tengah utamanya di Kabupaten
Brebes dan Kabupaten
Cilacap juga menginginkan hal
yang sama. Budaya dan bahasa Sunda yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah
sebelah barat adalah warisan dari Kerajaan Galuh abad ke 14, dimana sesuai
dengan naskah Bujangga Manik bahwa wilayah kerajaan Galuh (suku Sunda) sebelah
timur mencapai bantaran Ci Pemali (Kali Pemali) di Brebes dan Ci Serayu (Kali
Serayu) yang mengalir dari Dataran Tinggi Dieng hingga ke Muara Sungai di
Cilacap.
Suku Sunda di Kabupaten
Cilacap menempati wilayah
sebelah Utara, misalnya di Kecamatan Dayeuhluhur, Kecamatan
Wanareja dan Kecamatan
Majenang.
Para pendidik yang cinta bahasa ibu, sebetulnya ingin memilih anak-anak
memiliki mulok bahasa Sunda, tetapi bahan-bahan tak disediakan. Pernah suatu
saat guru mulok di Dayeuhluhur mengeluh tatkala sekolah "memaksakan
kehendak" memilih mulok bahasa Sunda, tetapi bahan pelajaran tak ada.
Ketika pihak sekolah mencari bacaan Sunda ke
wilayah Priangan (Provinsi Jawa Barat), pihak Diknas setempat kurang setuju,
dengan mengatakan:
“
|
"Boleh
memilih mulok Bahasa Sunda, tetapi bacaan Sunda sebaiknya lebih memberikan
pengetahuan sosial-budaya Cilacap, kan bakal lebih baik bila anak-anak di
Cilacap diberi bacaan bahasa Sunda, tetapi isinya berbicara soal Legenda
Cilacap, bukan legenda Situ Bagendit dari Garut sana"
|
”
|
.
Dinas Pendidikan Cilacap beralasan karena
yang jadi masalah, bacaan berbahasa Sunda yang didatangkan dari Priangan,
semuanya hanya memberikan informasi sosial budaya Priangan (Pronvisi Jawa Barat).
Menjadi lebih sulit lagi, karena tak ada
bacaan bahasa Sunda yang diterbitkan khusus untuk Cilacap atau Brebes.
Pengembangan Pendidikan Bahasa
Sunda dialek Tenggara
Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Cilacap
melalui Dinas Pendidikan setempat telah mengijinkan adanya pengajaran Bahasa
Sunda di wilayah-wilayah Kecamatan yang didiami oleh penduduk suku Sunda akan
tetapi tanpa payung hukum pengajaran Bahsa Sunda seringkali Guru pengajar di
wilayah tersebut membuat sendiri bahan ajar Pendidikan Daerah Bahasa Sunda
dialek Tenggara (Ciamis) untuk wilayah Cilacap bagian Utara, dikarenakan
keberatan Pemerintah Daerah Kabupaten
Cilacap atas buku Pelajaran
Bahasa Sunda Baku (dialek Priyangan) untuk diajarkan di Cilacap.
Pendidikan Bahasa Sunda dialek Timur Laut
Hampir sama dengan keadaan dan perkembangan
bahasa serta budaya sunda di Kabupaten Cilacap, di wilayah Brebes bahasa sunda
juga tergolong bahasa minoritas. Suku Sunda di wilayah Kabupaten Brebes tinggal
di Kecamatan sebelah barat dan Selatan, semisal di kecamatan Salem, Bantarkawung, Ketanggungan, Banjarharjo dan beberapa desa di
kecamtan Tanjung (Sarireja dan Luwungbata), Kecamatan Larangan (Wlahar, Kamal dan Pamulihan) dan Kecamatan Kersana (Kradenan dan Sindang Jaya).
Bahasa
Sunda dan bahasa
Jawa dipakai secara bersama di beberapa desa di kecamatan Bumiayu (Pruwatan dan Laren), kecamatan Bantarkawung (Cinanas, Cibentang,Karang Pari, Pangebatan, dan Bantarkawung), Kecamatan Ketanggungan (Pamedaran, Baros, Kubangsari, Kubangjati, Dukuh Badag, dan Kubangwungu), Banjarharjo(Banjarharjo, Cimunding, Ciawi, Tegalreja, dan Banjar Lor), Kecamatan Losari (Karang Junti dan Babakan) dan Kecamatan Kersana (kubangpari).
Masyarakat suku Sunda di Kabupaten Brebes,
bahasa sundanya sejajar dengan orang Kuningan yaitu menggunakan pengajaran
Bahasa Sunda dialek Timur-Laut yang juga digunakan di wilayah Kabupaten
Cirebon sebelah Timur.
berikut berapa contoh percakapannya dalam tingkatan lumrah (digunakan kepada
teman atau sebaya) :
1.
Misah
lulus ujian nyaneh kudu di ajar = agar lulus ujian kamu harus belajar
2.
Iraha
nyaneh mangkat = kapan kamu pergi
3.
Naha
nyaneh telat = mengapa ia terlambat?
Ciri Bahasa Sunda dialek Timur Laut ini masuk
dalam ragam Bahasa Sunda Cirebon dimana ciri dialek
Timur Laut ini menggunakan kata "Nyaneh" dan bukannya
"maneh" seperti yang dugunakan pada Bahasa
Sunda Baku (dialek Priyangan).
Pengembangan Pendidikan Bahasa Sunda dialek Timur Laut
Pengembangan Bahasa Sunda dialek Timur-Laut
yang ada di Kabupaten
Brebes sama halnya dengan pengembangan Bahasa
Sunda di Kabupaten
Cilacap yaitu terhalang
dengan tidak adanya payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaannya karena Surat
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2005 hanya mengisyaratkan tentang
pengajaran Bahasa
Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta untuk seluruh
Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah.
keterbatasan pengembangan selanjutnya juga
terbentur dengan adanya buku bacaan serta bahan ajar dialek Timur-Laut, karena
kebanyakan bahan ajar yang ada di Provinsi Jawa Barat menggunakan Bahasa
Sunda Baku (dialek Priyangan).
Agama
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan sebagian masih mempertahankan
tradisi Kejawen yang dikenal dengan
istilah abangan.
Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong
Hu Cu,
dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap
tolerannya. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan populasi
umat Kristen dan Katolik terbesar di Indonesia. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dijumpai
penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat
pengembangan agama Katolik di Jawa. Di lain daerah, suatu desa di kecamatan Sumpiuh,
Banyumas,
100% penduduknya beragama Islam.
Terdapat pula orang-orang keturunan Yahudi
dan menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang jumlahnya sangat sedikit sekali.
Mereka ada di wilayah Semarang, Cilacap, Solo, dan Brebes. Mereka umumnya
adalah Yahudi keturunan Belanda pada zaman kolonial.
Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian
Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari
angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah
provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Rembang, Blora, Grobogan merupakan penghasil
kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah.
Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa
Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat
industri rokok. Di Cilacap terdapat
industri semen. Solo, Pekalongan, Juwana, dan Lasem dikenal sebagai kota Batik yang kental dengan
nuansa klasik.
Blok
Cepu di pinggiran Kabupaten
Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa
Tengah) terdapat cadangan minyak
bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini
sejak zaman Hindia
Belanda telah lama dikenal
sebagai daerah tambang minyak.
Komunikasi dan Media
Massa
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal
merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional.
Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalahTV
Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TV dan TVKU (di Semarang); Simpang 5 TV. Kartika TV, Cahaya
TV (di Pati); TATV (di Surakarta); SOLO TV (di Surakarta) dan
(di Salatiga); Salatiga TV (di Salatiga); TegalTV (di Tegal); Ratih
TV (di Kebumen); Batik
TV (di Pekalongan); dan Banyumas
TV (di Banyumas).
Suara
Merdeka,
harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar
dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu
terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya Jawa
Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit
sendiri (Meteor, Solo
Pos, Radar
Tegal, Radar
Banyumas, Joglosemar). Selain itu
terdapat juga jaringan baru surat kabar yaitu Radar Pos di kotaSalatiga dan beberapa biro di
kota Semarang dan kota Solo, Pati Expres di Kota
Pati, disamping dahulu terdapat Salatiga Pos, Solopos Salatiga Raya, Gerbang
Metro Salatiga (Suara Merdeka) dan Hati Beriman Majalah milik Pemkot Salatiga.
Pendidikan Tinggi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan
tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi
negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip),Universitas Negeri Semarang (Unnes), Politeknik
Negeri Semarang (Polines), Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang (Poltekkes)
dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Agama Islam Negeri(Stain) Salatiga, dan Institut Seni Indonesia di Surakarta, serta Universitas Jenderal
Soedirman (Unsoed) di
Purwokerto
Logo Undip
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah
antara lain Universitas Semarang (USM) yang didirikan
oleh Yayasan AlumniUniversitas Diponegoro(Undip),Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
(UNTAG), Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS),
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) diSalatiga, Universitas Islam Sultan
Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah
Surakarta,Universitas Muhammadiyah
Magelang, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto,
Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS ), Universitas Muhammadiyah
Purworejo (UMP), Universitas Pekalongan UNIKAL, Universitas Panca
Sakti di Tegal, Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes, Sekolah
Tinggi Agama Islam Pati (STAIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika
dan Komputer Abadi Karya Indonesia (STIMIK AKI) di Pati, STIE YPPI Rembang,
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdathul Ulama (STAINU) Kebumen, serta Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STAINU) Putra Bangsa di Kebumen
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan
Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutukoadalah lembaga
pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi,
Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan,
Yogyakarta).
Pariwisata
Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang
sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata
lain di kota ini termasuk Puri
Maerokoco (Taman Mini Jawa
Tengah) , Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita dan Museum Rekor Indonesia(MURI). Kota Jepara terdapat sejumlah
bangunan kuno yaitu: Candi
Angin, Masjid
Mantingan, Kelenteng Hian Thian
Siang Tee, Benteng Portugis, Benteng VOC, Museum Gong Perdamaian Dunia, Museum
R.A Kartini.
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi
Borobudur,
yakni monumen Buddha terbesar di dunia
yang dibangun pada abad
ke-9,
terdapat di Kabupaten Magelang. Candi
Mendut dan Candi
Pawon juga terletak dalam satu kawasan
dengan Borobudur.
Candi
Prambanan di Klaten merupakan kompleks
candi Hindu terbesar di
Indonesia. Di kawasan Dieng terdapat kelompok
candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi Gedong
Songo terletak di lereng Gunung
Ungaran, Kabupaten Semarang. Di kawasan kecamatan Keling tepatnya di desa Tempur terdapat Candi
Angin.
Surakarta dipandang sebagai
salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata
menarik di timur kota ini adalah beberapa wisata air terjun seperti Air Terjun
Jumog, serta yang terkenal adalah Air Terjun Grojogan Sewu. Adapula candi-candi
peninggalan Majapahit yang ketiganya
terletak di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di
Jalan Solo-Purwodadi tepatnya Kecamatan Kalijambe, Kabupaten
Sragen.
Di bagian selatan wilayah Surakarta,Kabupaten Wonogiri terdapat beberapa
wisata air, seperti Waduk Gajah Mungkur, serta Pantai Nampu dan Pantai Sembukan
dengan hamparan tebing dan pasir putihnya.
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan
sejumlah obyek wisata menarik, di antaranya Goa
Jatijajar, Goa Petruk, Pantai
Menganti, Benteng Van der Wijk dan Pantai Karangbolong diKabupaten
Kebumen,
serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat Obyek
Wisata Guci di lereng Gunung
Slamet, Kabupaten
Tegal;
serta Kota
Pekalongan yang dikenal dengan
julukan 'kota batik'.
Kawasan pantura timur banyak menyimpan wisata
religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan
artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demakadalah kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura timur terdapat 3 makam wali
sanga,
yakni Sunan
Kalijaga di Demak, Sunan
Kudus di kota Kudus, dan Sunan
Muria diKabupaten
Kudus.
Beberapa tempat tujuan wisata di Pati diantaranya adalah makam Syech Jangkung
(Saridin), makam KH. Ahmad Mutamakkin kajen margoyoso, Mbah Ronggo Kusumo
Ngemplak, Gua Pancur, Waduk Gunungrowo, Waduk Seloromo, Juwana Water Park
Fantasy (JWF), Agrowisata Kebun Kopi Jolong dan Pintu Gerbang Majapahit.
Sementara itu di KabupatenRembang terdapat wisata
ziarah, alam, dan sejarah, seperti di Pasujudan Sunan
Bonang dan Masjid Sunan
Bonang di desa Bonang, Lasem, makam Tumenggung Wilwatikta Mpu Santibadrayang tersohor sebab
mengarang kitab Pustaka Sabda Badra Santi, makam pahlawan nasional RA.
Kartini,
Vihara Ratanavana Arama Lasem, Klenteng Cu An Kiong, telusur kota tua Lasem, situsarkeologi Plawangan dan Terjan wisata pantai di
pantai Tasikharjo, pantai Karangjahe, Punjulharjo, pantai Gedong/Caruban, pantai Binangun, hutan bakau Banggi, Dampo Awang Beachserta wisata alam
pendakian Gunung
Lasem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar