Rabu, 07 Juni 2017

KELOMPOK 2 - STASIUN JAKARTA KOTA










PENGERTIAN KONSERVASI ARSITEKTUR

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah:

  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
          Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
          Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.
          Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Konservasi Arsitektur
 Konservasi arsitektur adalah penyelamatan suatu obyek/bangunan sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan sejarah suatu bangsa, pendidikan dan pembangunan wawasan intelektual bangsa antar generasi.
          Dalam Burra Charter konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu pemeliharaan morfologi (bentuk fisik) dan fungsinya. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja.

Sasaran Konservasi
  • Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian.
  • Memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini.
  • Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
  • Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi Lingkup Kegiatan.
Ruang Lingkup Konservasi :
Kategori obyek konservasi :
  • Lingkungan Alami (Natural Area)
  • Kota dan Desa (Town and Village)
  • Garis Cakrawala dan Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
  •  Kawasan (Districts)
  •  Wajah Jalan (Street-scapes)
  • Bangunan (Buildings)
  • Benda dan Penggalan (Object and Fragments)
Manfaat Konservasi :
  • Memperkaya pengalaman visual
  • Memberi suasana permanen yang menyegarkan
  • Memberi kemanan psikologis
  •  Mewariskan arsitektur
  • Asset komersial dalam kegiatan wisata internasional
Peran Arsitek Dalam Konservasi :
Internal :
  • Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
  • Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik adaptive reuse
  • Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan.
Eksternal :
  • Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
  • Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)
  • Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
  • Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.
Sumber :

Minggu, 01 Januari 2017

KRITIK ARSITEKTUR - Arsitektur Modern dan Post Modern

Secara garis besar dapat dikondisikan menjadi: Self (Diri), Authority (Yang Berwenang), Expert (Pakar), Peer (Kelompok), dan Layman (Orang Awam).
Kritik Diri (Self Criticism)
Kritik diri merupakan situasi dimana perancang atau pembuat keputusan mengkritisi dirinya sendiri dalam proses perancangan. Kritik model ini memusatkan perhatian pada pengkayaan pikiran diri. Dengan ini diharapkan kritikus dapat lebih banyak mempelajari dan mengembangkan berbagai fenomena yang muncul dalam situasi dan hukum-hukum perancangan.
Kritik diri merupakan kerja yang otoritasnya merupakan komposisi dari beberapa kegiatan:
Ă˜  Pengayaan/Penyaringan ( Labour of Shifting )
Ă˜  Penggabungan ( Labour of Combining )
Ă˜  Penyusunan ( Labour of Constructing )
Ă˜  Penghapusan ( Labour of Expunging )
Ă˜  Pembetulan ( Labour of Correcting )
Ă˜  Pengujian ( Labour of Testing )
Menurut (Shan, 1957), seorang artis dalam pekerjaan keseniannya ia tidak cukup sekadar menjadi dirinya. Dia harus berfungsi dan bertindak sebagai dua orang setiap saat dan dalam berbagai cara. Satu sisi ia berlaku sebagai penghayal (imaginer) dan pembuat (producer) tetapi pada sisi lain ia juga kritikus. Setidaknya ada tiga suara (bisikan) yang secara psikologis menyertai diri ketika dihadapkan dalam usaha memecahkan proses perancangan, yaitu:
  1. Suara Keharusan ( The Should Voices )
Ada dua suara keharusan (should voice) yang mencoba meyakinkan diri untuk melakukan ini atau itu.
  • Suara yang berwenang (Authority Voices) mengatakan pada diri bahwa diri naĂ¯f dan tidak kompeten dan menyatakan bahwa diri harus lebih baik lagi;
  • Suara umum (Peer Voice) mengatakan bahwa kita professional dan harus mempertanggungjawabkannya. Secara psikologis should (keharusan akan) dalam suara bisikan ini telah menjadi “obsesi neurotic”.
Semua ini berkecamuk di sekeliling diri selama berlangsungnya proses berkarya. Rujukan dari suara keharusan mengacu pada prinsip-prinsipmoral tertentu yang harus dipertimbangkan dalam diri.
  1. Suara Ketakutan ( The Fear Voices )
Ada dua suara ketakutan:
  • Ketakutan pada Kegagalan ( Fear of Failure ). Adakalanya ketika kritik telah kita lontarkan tiba-tiba diri merasa bahwa diri tidak mampu bertindak semuanya. Apa yang dilakukan terasa salah dan akan gagal. Diri ditempatkan sedemikian rupa dalam kebenaran yang lain yang lebih terpercaya. Ketakutan pada kegagalan menyeruak ketika diri dapat mengantisipasi suara petuah dan suara umum dan juga tahu bahwa mereka benar. Yah, karya diri tidak terlalu baik atau diri harus menghentikannya.
  • Ketakutan pada Kesuksesan ( Fear of Success ). Jika diri sukses dalam tugas, maka sukses akan membawa tanggungjawab baru, standard yang lebih tinggi dan tuntutan performa yang lebih baik lagi ke depan.
  1. Suara peringatan ( The Cautionary Voice )
Suara peringatan mengklain lebih mengetahui diri dari pada diri saya sendiri. Suara-suara itu ditemukan dalam serapan pengalaman dan kemampuan internal.
Kritik yang Berwenang (The Authoritative Setting)
Sumber kritik otoritas adalah kekuatan yang melekat dalam posisi social. Hubungan secara hirarkis individu dengan pembuat keputusan dan penentu kebijakan.
Dalam kasus yang sama adalah dasar-dasar kritik yang berlangsung dalam situasi pendidikan studioperancangan. Sekalipun dalam banyak model pendidikan sebagaimana di Beaux Art Guru dipandang sebagai partner dalam proses pembelajaran. Ada juga dalam model pendidikan kontemporer yang masih memandang guru secara structural memiliki kepekaan untuk menyukai individu tertentu sebagai sebuah figure yang semi otoriter.
Terdapat beberapa kesulitan dalam kritik yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas (John Wade, 1976):
Peran juri yang berlaku sebagai pihak yang memiliki otoritas menghakimi tetapi juga memiliki kekauasaan instruksional.
Adanya fleksibelitas dalam menetapkan nilai kritik yang dilancarkan- dimana kritikus merespon pada fakta projek yang sedang dipresentasikan.
Keputusan dipengaruhi oleh situasi yang beragam yang dihadapi masing-masing pendidikan, keputusan yang dilakukan secara acak terinspirasi dari solusi yang datang berdasarkan pengaruh jaman. Tidak ada kualitas nilai yang secara eksplisit tertuang dalam setiap keputusan.
Kritik Pakar (Expert Criticsm)
Kritik pakar dipandang tidak memiliki kekuatan yang spesifik melampaui apa yang dikritiknya. Dampaknya sangat bergantung pada kesan-kesan yang lain yang berkait dengan pengetahuan secara khusus dan kemampuan internalnya.
Kritik biasanya berupa tulisan popular yang dimuat di media massa. Pakar dalam hal ini biasanya adalah orang-orang jurnalis yang memiliki kepekaan untuk membuat paparan dan pengumpulan fakta-fakta. Melalui berbagai perangkat pengalamannya mereka mendemonstrasikan kemampuan pemahamannya tentang isu-isu yang berkaitan dengan desain lingkungan.
Dua bentuk kritik pakar:
  1. Kolom umum
Kolom umum biasanya berupa tulisan yangdikarakteristikkan sebagai berita pembentuk opini yang memiliki tendensi pengajuan karakteristik tertentu yang diinginkan.
  1. Berita Palsu, menyajikan samaran dari sebuah berita dan upaya advertensi (pengiklanan).
Adakalanya kritikus pakar juga menuai kritik antara lain, sebagaimana ditulis oleh Ada Louise Huxtable: Yang terhormat Tuan Kritikus: Artikel anda tentang arsitektur sungguh mengindikasikan bahwa anda kurang memiliki kepekaan rasa. Arsitektur terlalu penting untuk dibiarkan kepada para kritikus arsitektur.
Kritik Kelompok (Peer Criticism)
Kebanyakan lingkungan masyarakat dan institusi tertentu dalam kritik kelompok (peer criticism) tentang arsitektur adalah juri penghargaan desain. Dalam hal ini arsitek professional mengevaluasi dan memberikan pengetahuan khusus tentang desain yang dibawa oleh para professional. Institusi lain dalam kritik kelompok adalah buku atau artikel yang ditulis oleh para arsitek tentang arsitek-arsitek lain. Beberapa kriteria kualitas yang biasanya menjadi poin-poin evaluasi dalam kritik kelompok:

  • Bangunan harus memiliki konsep
  • Bangunan harus mencerminkan keteraturan struktur
  • Bangunan harus menghargai dan respek terhadap lingkungan
  • Ruang harus peka terhadap emosi lingkungan
  • Sangat disarankan untuk menggunakan teknologi yang dipersyaratkan
  • Bangunan harus memiliki makna dan ruang yang selalu bisa diingat, dll.
Kritik Awam (Layman Criticsm)
Awam lebih diarahkan pada pengguna lingkungan fisik yang:
  • Tidak menyadari bahwa lingkungan fisik diciptakan
  • Tidak secara khusus dilatih sebagai desainer dan kritikus.

Beberapa kategori dasar respon awam dalam memandang arsitektur:
  • Perhatian terhadap Lingkungan
  • Perilaku terhadap lingkungan antara desain dan kebutuhan kondisi lingkungan yang diinginkan
Modifikasi terhadap lingkungan:
  • Yang tidak disadari
  • Yang disadari (improvement/perbaikan)
  • Yang disadari (destruksi/penghancuran)
LANGGAM MODERN

Notre Dame du Haut / Le Corbusier

File:RonchampCorbu.jpg
Notre Dame du Haut adalah sebuah gereja di daerah di Kota Ronchamp. Karya Le Corbusier ini berbeda dengan ciri khas arsitektur modern kebanyakan yang berbentuk geometris kotak. Bentuk dari capel du Haut ini berbentuk kurva di sisi atap dan dinding. Bentuk Notre Dame merupakan komposisi bidang – bidang lengkung seperti kurva dan komposisi ketebalan dinding yang bervariasi sehingga secara keseluruhan bangunan terlihat seperti massa seni patung.
Pada dinding Notre Dame du Haut ini terdapat bukaan-bukaan yang  letaknya bervariasi dan tidak teratur. Bukaan tersebut dengan kaca-kaca lukisan dan tulisan tangan dari Le Corbusier sendiri.Dari bukaan tersebut dihasilkan pencahayaan di dalam dinding.
Atap Notre Dame du Haut terbuat dari bahan beton bertulang ekspose. Atap bagian utara dibuat lebih rendah dari arah selatan. Hal ini bertujuan agar air turun ke arah utara. Atapnya juga tidak menggunakan talang sehingga air yang turun akan terlihat seperti air terjun.

LANGGAM POST MODERN
The Portland Building / Michael Graves

Architects:Michael Graves
Location:1120 Southwest 5th Avenue, Portland, OR 97204, United States
Area:362400.0 ft2
Project Year:1982 
Bangunan ini berupaya untuk menciptakan sebuah kontinum antara masa lalu dan dan sekarang, antara lain berupa sebuah patung wanita yang dikenal pada abad XIX bernama “Portlandia”, personifikasi dari semangat, kebijakan dan keteguhan moral dari warga negara dalam perdagangan. Fasad segi empat dilapisi stuco ditambah elemen klasik, seperti over-scaled keystones, tiang, dan belvederes. Selain adanya dekorasi menonjol yang non-fungsional dari patung “Portandia”, warna-warna kontras dan menyolok sangat dominan dalam gedung ini, seperti coklat susu, coklat tua dan warna gelap dari kaca. Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti rumah-rumahan kecil mirip dengan kuil kuno dari artemis-yunani beratap piramid dan pelana. Bentuk-bentuk geometris sederhana, kotak-kotak, segitiga, garis-garis non-fungsional terlihat, menjadi bagian ciri arsitektur post modern, banyak menghiasi bagian luar dar gedung The Portland. 

Kamis, 03 November 2016

KRITIK ARSITEKTUR - The Niteroi Contemporary Art Museum






Niteroi Contemporary Art Museum terletak di kota NiterĂ³i, Rio de Janeiro, Brazil, dan merupakan salah satu kota utama di Brazil. Museum ini selesai dibangun pada tahun 1996. Museum ini didesain oleh Oscar Niemeyer dengan bantuan Contarini Bruno seorang insinyur struktur. MAC-NiterĂ³i memiliki ketinggian 16 meter dengan kubah 3 lantai yang berdiameter 50 meter. Bangunan ini dibangun dengan luas 817 meter, yang mencerminkan kolam yang mengelilingi silinder yang berbentuk bunga. Museum ini berada di tanjung berbatu dengan pemandangan ke arah kota Rio dan bukit-bukit yang akrab disebut Pao de Acuca. Bentuk piring terbang tampaknya tepat bagi museum yang berada di tebing dekat laut tersebut.




Niteroi Contemporary Art Museum merupakan museum dengan bentuk yang unik dan memberikan kesan megah sekaligus misterius. Bentuk dasar bangunan diumpamakan seperti bunga yang mekar di pinggir laut dengan mengambil bentuk UFO sebagai dasar pendesaian bangunan. Bentuk bunga me
kar dan bentuk UFO disatukan menjadi bentuk yang tidak lazim dan unik. Kesan yang didapat indah (sebagai bunga) dan misterius (seperti UFO).




Museum ini menggunakan material beton sebagai bahan utamanya. Untuk strukturnya, Museum ini menggunakan struktur kantilever  dan core sebagai struktur utamanya. Bentuk cawan modernis, yang menyerupai bentuk UFO, diletakkan di tebing yang pada bagian bawahnya adalah laut seperti bunga yang sedang mekar di pinggir laut.  Dengan struktur kantilever yang keluar dari pusat batang bangunan, bentuk cawan atau piringan ini memberikan kesan tersendiri.
Core pada bangunan diumpamakan seperti tangkai bunga yang menahan mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah kekokohan yang hampir tidak diperkirakan manusia (ukuran diameter core 9m sedangkan ukuran diameter puncak dari cawannya 50m).
Cawan diumpamakan seperti mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah keindahan dan kemegahan dari sebuah karya seni arsitektural. Menggunakan finishing dinding berupa kaca berwarna hitam memberikan kesan misterius dari bangunan yang membuat orang ingin tahu isi di dalamnya.
Warna hitam dan putih merupakan warna kontras yang memberikan kesan seni kontemporer tidak memiliki batasan. Ada yang terkesan seni murni dan juga ada yang terkesan seni terapan.

sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Niter%C3%B3i_Contemporary_Art_Museum
https://winnerfirmansyah.wordpress.com/category/kritik-arsitektur/
https://aura-ilmu.com/desain-bangunan-arsitektur-paling-unik/
https://www.youtube.com/watch?v=WQnxUpuS13U
https://www.youtube.com/watch?v=VPK5YTey6fc

Rabu, 12 Oktober 2016

KRITIK ARSITEKTUR - MASJID ANDALUSIA

KRITIK ARSITEKTUR
Ulasan, komentar atau tanggapan tentang hasil karya arsitektur orang lain yang kemudian dituangkan dalam bentuk ucapan, tulisan ataupun gambar.

KRITIK NORMATIF
Hakikat kritik normatif :
  1. Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standar atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
  2. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai
  3. Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif.
  4. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

Kritik normatif dibedakan dalam 4 metode, yaitu :
Metoda Doktrin (satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
Metoda Sistemik (suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
Metoda Tipikal (suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
Metoda Terukur (sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)


MASJID ANDALUSIA, SENTUL

            Berlokasi di Jl. Ir. H Djuanda No. 78 Sentul City, Babakan Madang, Bogor ini merupakan masjid megah dengan arsitektur ala Spanyol abad pertengahan. Sebuah bangunan yang memiliki empat menara menjulang diatasnya, serta kubah besar berwarna biru dengan perpaduan garis putih dibagian tengahnya. Itulah masjid Andalusia.

 


https://ayokitasholat.files.wordpress.com/2013/09/20130906-124259.jpg

Arsitektur bangunan masjid Andalusia, banyak dipengaruhi unsur interior Spanyol abad pertengahan. Era dimana islam sedang menjadi corong peradaban. Nama masjid Andalusia sendiri, diambil dari sebuah nama wilayah di Spanyol. Wilayah yang pernah menjadi simbol kemajuan peradaban islam. Masa kejayaan peradaban kekahlifahan islam yang bercokol delapan abad lamanya. Tempat dimana ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam berkembang pesat sehingga menjadi rujukan dunia, terutama negara-negara Eropa pada saat itu.

Interior di dalam masjid, dihiasi dengan tulisan kaligrafi yang diracik lewat perpaduan warna yang sedap dipandang mata. Siapa pun yang pernah sholat di masjid  Andalusia, sulit rasanya, untuk tidak mengabadikan hiasan kaligrafi yang berada di dalam kubahnya. Lukisan kaligrafi dengan 99 Asmaul Husna, terukir indah mengelilingi dinding kubah. Tidak hanya masjid yang dinamai dengan simbol kejayaan islam, ruangan auditorium yang berada dilantai bawah, juga dinamai dengan salah satu Istana  yang terdapat di Andalusia, yakni Al-Hambra. Aula ini sering digunakan untuk resepsi pernikahan, seminar, pelatihan dan sejenisnya.




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjB0sBNeu78bKCoelwBf45I4K-OWRqBDFavwnyDOGc4V05OBNUIAbF5Sa35STz8CoIy5AyqDbvpQTisQwGSRFOhAOy4zECChEhJQ8GMZaQl_6Jk96N2QCXLikE4D0i2HzgKNHr79j0aXA/s400/muallaf2.jpg

Masjid yang berada di kompleks Islamic Centre ini digagas oleh Yayasan Tazkia yang dipimpin oleh M. Syafi’i Antonio, seorang muslim Tionghoadan juga pakar ekonomi syariah. Masjid Andalusia ditujukan untuk mengingat kembali kejayaan islam di masa silam, agar yang melihat, bisa menyelami kembali sejarah kemajuan islam kala itu. Sebuah masjid yang berdiri kokoh di tengah perumahan Sentul City.


http://www.sentulnirwana.com/v01/media/userfiles/images/masjid_large3.png


http://bimg.antaranews.com/bogor/2013/04/ori/tazkia-kampus.jpg




Terdapat sebuah gedung kampus yang menjadi pelopor pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, yakni Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia. Persis dibelakang bangunan masjid, terdapat sebuah gedung yang menjadi tempat karantina kaum cendikiawan dan mujahid ekonom. Sebuah bangunan yang menjadi pusat reproduksi ide dan gagasan mengenai Ekonomi Syariah oleh para mahasiswa. Gedung ini juga dinamakan dengan salah satu simbol kejayaan islam di Spanyol, yakni gedung Cordova. Di gedung inilah, proses perkuliahan berlangsung, mulai dari mahasiswa Diploma, Strata 1 (S1), maupun Strata 2 (S2).
Letak masjid Andalusia yang bersebelahan dengan Kampus STEI Tazkia, semakin menguatkan kesan kejayaan Islam masa silam. Karena pada zaman Rosulullah, selain tempat ibadah, masjid juga digunakan untuk pendidikan dan majelis ilmu serta pengembangan masyarakat yang ditandai dengan pendirian Baitul mal. Dari masjid perjuangan dan penegakkan kalimatullah dimulai. 

KESIMPULAN
Halaman Masjid Andalusia Sentul cukup luas dan mudah untuk menemukan tempat parkir. Keempat menara, kubah dan ornamen, serta bentuk bangunan masjid memang menyerupai salah satu masjid yang berada di Andalusia, Spanyol. Dinding ruangan masjid lainnya tampak masih polos. Sepi. Belum ada hiasan kaligrafi atau ornamen yang memperindah ruangan. Masjid ini nampaknya belum selesai benar dikerjakan, masih jauh dari kesan agung yang melekat pada nama Andalusia yang menjadi pengingat kejayaan pemerintahan Bani Umayyah di wilayah Spanyol. Ornamen pada bagian dalam langit-langit kubah utama masjid. Cukup indah, namun belum cukup untuk mampu membunyikan decak kagum pengunjung terhadap masjid ini. Selain Masjid Andalusia, ada pula Gedung Qordova sebagai pusat belajar mengajar, dan Aula Al-Hambra yang berada di bawah masjid sebagai tempat acara besar kampus, semuanya dibawah Yayasan Tazkia yang dipimpin oleh M. Syafii Antonio. Semoga suatu saat sudah lebih banyak lagi ornamen yang dipasang dalam ruangan masjid.

sumber: https://benyaminlakitan.com/2015/01/23/indonesia-157-masjid-andalusia-sentul-jawa-barat/
http://catatansijon.blogspot.com/2015/05/masjid-andalusia-stei-tazkia-perkawinan.html
http://www.thearoengbinangproject.com/masjid-andalusia-sentul/