Cinta Tanah Air adalah
suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah
airnya. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, dilahirkan
oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau
tidak, mungkin saat ini kita bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Di
karenakan banyak ancaman dan
tantangan yang dapat datang dari mana
saja, baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu
datang dari dalam negeri maupun datang dari luar negeri, tetapi asal kita
mempunyai tekad yang kuat untuk
mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan sepenuh hati, pastilah kita akan di mudahkan oleh yang Maha Kuasa
dalam segala halnya terutama dalam tindakan yang positif. Perlu diingat bahwa
mencintai dan menjaga tanah air Indonesia negaranya sendiri dengan sepenuh hati
adalah bentuk perbuatan yang merupakan bagian dari iman.
Ironis itu adalah kata yang tepat
jika kita menengok kondisi kekinian remaja, dan atau anak-anak masa kini.
Jangankan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, menghafal
sila-sila dalam pancasila saja tidak. Paling tidak dengan tahu nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam pacasila, mereka akan mencintai tanah air ini. Dan
bagaimana dengan saat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air
dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri? Atau pertanyaan ini pertanyaan
yang cukup bodoh untuk diajukan? Siapa yang masih perlu mencintai tanah air dan
bangsa Indonesia? Yang penting asal kita bisa hidup cukup sandang, pangan
dan papan sudah cukup, kalau ada
kelebihan sedikit untuk bisa jalan-jalan ke mall, makan enak di café, atau
pergi karaokean kan sudah cukup, untuk apa mikirin cinta tanah air dan bangsa!
Bahkan kalau mungkin bisa punya rumah yang megah, mobil mewah, dan
menyekolahkan anak keluar negeri, setiap tahun bisa liburan kemana kita mau
pergi kan sudah lebih dari cukup! Tapi masih ada juga dari bangsa kita yang
bergulat dengan kemiskinan untuk makan saja susah dan tinggal di rumah yang
lebih mirip kandang dari pada disebut rumah, dan jumlahnya juga tidak sedikit
bisa mencapai 50 juta jiwa bangsa Indonesia, apakah masih ada perlunya mencintai
tanah air dan bangsa?
Apakah masih relevan kita
mencintai tanah air dan bangsa pada zaman globalisasi ini? Bukankah tanah air
dan bangsa ini sudah nggak jelas batas-batasnya dengan adanya era globalisasi?
Ada internet yang menghubungakan setiap orang untuk bisa berhubungan satu sama
lain setiap saat keseluruh dunia. Belum lagi adanya HandPhone atau kalau diluar
negeri lebih dikenal dengan nama Mobile Phone, yang juga kita bisa berhubungan
dengan siapapun ke hampir seluruh pelosok dunia. Kalau secara fisik mau bertemu
ada yang namanya penerbangan murah yang siap menerbangkan kita kemana saja
dengan harga yang murah (bagi yang terjangkau). Kenapa kita mau membatasi hanya
tanah air dan bangsa Indonesia saja.
Pada hakekatnya cinta tanah air
dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan
bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air
dan bangsa. Pada keadaan saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan
bangsa Indonesia? Generasi “founding fathers” pada masa penjajahan berhasil
membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang pada akhirnya berhasil
memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa
sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada
kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa
menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita sebagai bangsa.
Bangsa Amerika yang selalu
memotivasi dirinya dengan menghormati bendera dan lagu kebangsaannya, selalu
memotivasi bangsanya untuk mencintai tanah air dan bangsanya. Walaupun dengan
prestasi yang produk elektonik dan automotif-nya yang mampu ikut meramaikan
pasaran dunia, Korea pun masih menggali inspirasi sejarah untuk diceritakan
pada dunia bahwa bangsa Korea adalah bangsa yang besar dan hebat.
Bung Karno dulu juga sering
menceritakan kebesaran kerajaan Majapahit untuk memotivasi bangsa Indonesia
bahwa kita dulu adalah negara yang besar, dengan kekuatan armada lautnya bisa
menguasai seluruh Nusantara, termasuk Singapore, Malaysia, Madagaskar, bahkan
juga selatan Taiwan. Bahkan menurut sejarah dulu Singapore itu namanya Temasek,
dan yang memberi nama ini adalah patih Gajahmada, oleh Raffles entah kenapa
diganti jadi Singapore.
Bayangkan kalau kisah kejayaan
Gajahmada / Majapahit dibuat film TV seri dengan kualitas seperti film TV Seri
Korea, pasti bisa menumbuhkan kembali, kecintaan kita pada tanah air dan bangsa
Indonesia. Pernah pada suatu saat ada bisnis meeting yang dihadiri oleh
delegasi seluruh Asia Tenggara, pada waktu makan malam di cerita pada mereka
bahwa dulu di Indonesia pada abad ke 13 pernah ada kerajaan Majapahit yang
menguasai Singapore, Malaysia, bahkan sampai ke Madagastar dan selatan Taiwan,
mereka memandang bengong kepada si pencerita, seolah-olah si pencerita orang
yang baru mimpi atau orang gila barangkali dan mereka tidak ada yang percaya.
Pasti mereka punya versi sejarah masing-masing yang berbeda dengan versi kita
atau mungkin tidak pernah diceritakan perihal kerajaan Majapahit abad ke 13
ini. Oleh karena itu Korea perlu menceritakan sejarah versinya ( yang sudah
pasti beda dengan versi Cina dan versi Jepang ) kepada dunia melalui media yang
mendunia, tentang kebesaran bangsa Korea masa lalu.
Sungguh disayangkan, kualitas
film TV seri kita tidak bisa membuat saya tergerak untuk menonton satupun,
kalau sekelibat lihat di TV, tekniknya sangat primitif, akting aktor dan
aktrisnya amburadul, apa bisa membuat pemirsa seluruh dunia mau menonton? Kalau
ada insan film dan produsen kaya nasionalis yang membaca artikel ini, anggap
saja ini satu tantangan untuk membuat film TV seri Gajahmada / Majapahit dengan kualitas seperti film TV
seri Korea, Jumong atau Dae Joyoung yang bisa diputar mendunia ( kalau diputar
mendunia pasti menguntungkan juga akhirnya).
Realita cinta tanah air di
Indonesia, Di Indonesia sendiri penanaman rasa cinta tanah air cenderung hanya
pada lingkungan sekolah saja dan mungkin ada sedikit di media masa, dan dalam
pelaksanannya berbea-beda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainya,
kadang kita menjumpai anak yang ikut upacara bendera ngobrol sendiri di belakang
dan ada yang main-main dan sebagainya.
Para pengusaha pun kadang masih
banyak yang semena-mena pada alam Indonesia tanah airnya sendiri, dengan
mengeksploitasi sumber daya alam (tanah air) yang ada secara berlebihan,
pabrik-pabrik yang tidak standart yang menimbulkan banyak pencemaran dan
sebagainya, hanya demi keuntungan sendiri namun terlalu berlebihan. Bahkan
aktivis asing semisal Green Peace lebih mencintai alam Indonesia dibanding
warga negaranya sendiri, ironis memang. Penggundulan hutan secara berlebihan,
penebangan hutan bakau secara berlebihan dan sebagainya merupakan hal-hal yang
bertolak belakan dari rasa cinta tanah air itu sendiri.
Banyak cara menumbuhkan rasa cinta tanah air yaitu dengan
cara sebagai berikut:
1. Dalam
keluarga, dalam keluarga anak bisa dididik dengan lebih menekankan sik
ap peduli
dengan sesama mencontohkan sikap para pahlawan saat melawan penjajah, dan
selalu menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik, selanjutnya anak di
ajarkan sikap patriotisme dengan banyak cara semisal saat makan bersama atau
saat bersama lainnya sambil mengobrol tentang hal-hal yang berkaitan dengan
cinta tanah air tentunya.
2. Lingkungan
Sekolah, sekolah sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan tentu
salah satu tujuannya adalah membentuk pribadi siswa yang memiliki sikap
patriotisme (cinta tanah air) dalam sekolah akan diajarkan banyak hal dan
contoh yang mengajarkan siswa agar mencapai pribadi yang memiliki rasa cinta
tanah air salah satu contohnya adalah upacara bendera.
3. Lingkungan
Masyarakat, masyarakat akan berperan membentuk pribadi seseorang apakah ia akan
menjadi seorang yang patriotis atau tidak, kegiatan-kegiatan seperti karang
taruna dan sejenisnya merupakan sarana pendukung yang baik dalam menumbuhkan kesadaran
cinta tanah air.
4. Media masa,
media masa semisal koran, TV, dan sejenisnya pada masa kini merupakan suatu hal
yang juga sangat mempengaruhi, tontonan-tontonan dan bacaan-bacaan akan sangat
berefek langsung pada yang menikmatinya. Filterisasi dan penyajian dan
mencontohkan sikap patriotisme ataupun cinta tanah air akan sangat efektif
dalam pelaksanaannya jika media masa pun ikut bertindak.
Kesimpulan:
Sikap cinta tanah
air perlu ditanamkan sejak usia dini, agar sebagai generasi penerus bangsa
dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat dan menghindari penyimpangan-penyimpangan sosial yang dapat merusak
norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Karena peyimpangan dapat
merugikan diri sendiri tapi juga dapat merugikan masyarakat bahkan negara.
Karena nilai-nilai kebudayaan begitu pula dengan semangat persatuan dan
kesatuan kita yang juga perlu ditanamkan sejak dini. Perwujudan rasa persatuan
dan cinta tanah air harus kita laksanakan di lingkungan keluarga, sekolah,
tempat tinggal kita, bahkan di manapun kita berada. Semangat persatuan dan
kesatuan dalam bermasyarakat harus dijaga guna mempererat tali persaudaraan,
saling melindungi, perdamaian dan kenyamanan pun akan terjaga. Kita sebagai warga
negara Indonesia harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan
norma-normanya. Karena nilai-nilai kebudayaan bangsa mencerminkan cinta kita
terhadap bangsa dan negara.
Daftar Pustaka:
1.
http://tyadhini-tya.blogspot.com/2010/03/cionta-tanah-air.html
2.
http://ras-eko.blogspot.com/2012/05/cinta-tanah-air-tugas-essay.html
3.
http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2013/01/Makalah-Tentang-Menanamkan-Sikap-Cinta-Tanah-Air-Kepada-Anak-anak-TK.html