Minggu, 23 November 2014

GREEN ARSITEKTUR, GREEN PLAN & GREEN CITY

GREEN ARSITEKTUR

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Prinsip - Prinsip Green Arsitektur

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

GREEN PLAN

Perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan (green planning and design), yang bertujuan meningkatkan kualitas rencana tata ru
ang dan rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau, upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Tujuan Perencanaan:
1.      Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan.
2.      Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alami dan lingkungan buatan di perkotaan.
3.      Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan nyaman.

GREEN CITY

Green City adalah suatu konsep dari upaya untuk meletarikan lingkungan dengan cara mengembangkan sebagian lingkungan dari suatu kota menjadi lahan-lahan hijau yang alami agar menciptakan kekompakan antara kehidupan alami dari lingkungan itu sendiri dengan manusia dan alat-alat non-alamiah dari manusia itu. Konsep Green City bertujuan agar terdapat keseimbangan dan kenyamanan dari manusia yang menghuni dan lingkungan itu sendiri.
Masalah pemanasan global yang terjadi di bumi ini bukan menjadi suatu topik yang asing lagi di telinga kita. Bahkan banyak sekolah-sekolah dasar yang sudah memperkenalkan masalah ini sejak dini pada anak-anak. Namun banyak orang yang seolah olah menutup telinga mereka akan hal ini. Masih banyak yang kurang peduli pada masalah lingkungan yang terjadi dibumi. Bumi adalah rumah bagi setiap mahluk hidup yang tinggal didalamnya. Bukan hanya tanggung jawab beberapa orang. Perlu kepedulian tinggi bagi seluruh manusia yang tinggal di bumi ini dan bersama-sama menjaga bumi ini menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Menerapkan konsep Green City pada setiap kota di seluruh negara merupakan salah satu bentuk pelestarian keseimbangan alam yang paling mudah dan tepat untuk dilaksanakan. Hanya diperlukan kesadaran penuh akan lingkungan pada setiap masyarakat untuk melakukan penghijauan mulai dari sebagian kecil di rumahnya. Dengan melakukan penghijauan kecil ini, jika dilakukan di semua rumah yang ada disetiap kota, maka secara tidak langsung kota itu bisa disebut green city. Menerapkan pemikiran seperti ini tentu cara yang paling optimal dewasa ini untuk mengatasi masalah lingkungan di bumi ini.

Kota dapat dimasukkan sebagai Green City, antara lain memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Pembangunan kota harus sesuai peraturan undang-undang yang berlaku
2. Konsep Zero Waste (pengolahan sampah terpadu, tidak ada yang terbuang).
3. Konsep Zero Run-off (semua air harus bisa diresapkan kembali ke dalam tanah, konsep ekodrainase).
4. Infrastruktur Hijau (tersedia jalur pejalan kaki dan jalur sepeda).
5. Transportasi Hijau (penggunaan transportasi massal, ramah lingkungan berbahan bakar terbarukan, mendorong penggunaan transportasi bukan kendaraan bermotor – berjalan kaki, bersepeda, delman/dokar/andong, becak.
6. Ruang Terbuka Hijau seluas 30% dari luas kota (RTH Publik 20%, RTH Privat 10%)
7. Bangunan Hijau
8. Partisispasi Masyarakat (Komunitas Hijau).




Rabu, 30 Juli 2014

NASKAH DRAMA (Mata Kuliah: ILMU BUDAYA DASAR)

VIDEO DRAMA : http://www.youtube.com/watch?v=Ossf91diETk




Genre  : Tradisional
Tema   : Pengorbanan

Pada suatu hari di sebuah desa, tinggal lah seorang petani yang setiap hari bekerja di sawah milik seorang saudagar kaya. Dengan jumlah penghasilan, yang ia dapatkan setiap harinya, dia berhasil membawa istri dan anaknya tinggal di dalam gubuk, dia juga berhasil membuat istri dan anaknya selalu kelaparan setiap hari. Dibalik keberhasilannya, ada satu hal yang tidak berhasil ia lakukan. Dia gagal menghasilkan sebuah kebahagiaan dalam kehidupannya..

Dan ternyata, selama beberapa tahun dia selalu menabung sebagian uangnya untuk membeli sebuah mesin tik, yang mana akan ditujukan untuk bisa membantu anaknya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

Jaya     : (sembari berjalan lalu duduk)” Bu,aku mau diskusi sesuatu sama ibu.”
Tuti      : “ Ada apa toh pak?”
Jaya     : “ Gini lho bu, aku punya ide, aku udah menyisihkan beberapa uang untuk ditabung. Dan aku  
               sudah punya rencana, untuk membelikan Ucok sesuatu.”
Tuti      : “ Sesuatu apa itu pak? “
Jaya     : “ Aku ingin membelikan Ucok sebuah mesin tik. Supaya bisa membantunya supaya dapat
                 berprestasi di sekolah”
Tuti      : “ Oh... tapi pak, apa kita masih punya cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari?”
Jaya     : “Tenang saja bu, aku sudah menyisihkan uang untuk hal itu.”
Tuti      : “Oh, yasudah lah kalau, aku sih setuju saja.”

Cukup terdengar keren dan hampir mustahil untuk seorang petani. Tapi kenyataannya, dia benar benar bisa membelikan anaknya sebuah mesin tik..

Jaya & Tuti      : (memanggil) “ Ucok, sini sebentar nak..”
Ucok                : “ada apa ya, pak, bu?”
Tuti                  : “coba deh kamu buka kotak ini”
Ucok                : “apaan nih bu? Ucok buka ya..”

Lalu, Ucok membuka kotak tersebut...

Ucok                : “wah apa nih? Mesin tik? Buat Ucok?”
Jaya                 : “iya, ini buat kamu nak..”
Ucok                : “wah, terima kasih pak, bu”
Jaya                 : “iya sama-sama, semoga berguna buat kamu ya..”

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, sang petani pulang dari sawah, dan kemudian masuk ke dalam gubuk, lalu dia melihat anaknya sedang asyik bermain dengan mesin tik nya itu.

Jaya                 : “Hey ucok, kau dari tadi main saja dengan mesin tik. Mau jadi apa kau kalau hanya
                            bermain dengan alat itu.”
Ucok                : “Bapak ini bagaimana sih, aku ini kan sedang latihan untuk sesuatu yang besar dan
                            berharga
Jaya                 : “Daripada kau kerjanya ngetik ngetak ngetok ngetek ngetuk saja daritadi, lebih baik
                              bantu bapak macul di sawah dan mandiin kerbau. Tuh si Bruno belum mandi.”  
                           (Nunjuk kerbau)
Ucok                : “ini tuh bukan sembarang mengetik pak, melainkan ini hal yang sungguh saya sukai.
                           Bapak ini bisanya hanya marah-marah terus.”
Jaya                 : “Kau ini, bisanya hanya mengetik hal yang tak penting. Macam makan batu saja
                            kau, tak akan ada hasil sama sekali. Sudah lah, Bapak mau kerja


Sepeninggal Jaya bekerja, Ucok mengadu kepada sang Ibu..

Ucok                : “bu, ibu....”
Tuti                  : “ada apa, nak?”
Ucok                : Ucok kesal sama Bapak, masa Ucok lagi main mesin tik diomeli bapak. Kan Ucok
                            sangat menyukai membuat tulisan, itu hobby Ucok, bu..”
Tuti                  : “Yasudah nanti Ibu bicarakan dengan bapak secara baik-baik”
Ucok                : “baiklah bu..”

Yang dikatakan anaknya sebenarnya adalah benar, dia tidak sekedar hanya bermain-main dengan mesin tik. Memang sebenarnya Jaya tau bahwa anaknya senang dengan dunia tulisan dan ingin mengembangkan bakatnya sebagai penulis. Anaknya pun sudah melakoni bakatnya ini, namun beberapa kali Jaya melarang dan mencegah bakatnya, entah apa alasannya.

Keesokan hari di sekolah setelah proses belajar mengajar Ucok bertemu dengan sang gebetan dan temen curhatnya yaitu Nikita..

Ucok                : “Hai Nikita, aku boleh curhat nggak?”
Nikita               : “Hai Ucok, boleh kok, sini kamu mau cerita apa?
Ucok                : “Jadi begini nik, Bapakku ini sukanya marah-marah terus. Ngga suka sama hobby
                            aku nik. Hobby aku kan membuat tulisan.”
Nikita               : “Ya sudah, kamu sabar aja cok, itu kan buat kebaikan kamu juga”
Ucok                : “Tapi nik, aku cukup terbebanin dengan hal ini, sungguh, demi Allah. aku itu  
                            mau jadi orang besar seperti bento.”
Nikita               : : Ya kalau kamu mau seperti bento, ya kamu usaha dong dari sekarang”
Ucok                : “Terus apa yang harus aku jelaskan ke bapak dan ibu aku nik?”
Nikita               : Coba saja dengan bicara baik-baik sama kedua orang tua kamu. Ibu kamu kan sudah pengertian, semoga aja bapak kamu juga begitu. Kalau bapak kamu marah lagi, ya kamu jangan malah marah lagi ke beliau. Jadi kamu harus sabar menjelaskannya
Ucok                : “Iya makasih nik, memang kamu yang terbaik deh.”
 
Masih di hari yang sama, di waktu yang hampir bersamaan, seusai Pak Jaya melakukan semua tugasnya di sawah, ia menemui temannya yang sekaligus menjabat sebagai seorang pak Lurah di desanya, Pak Faisal. Dan ternyata, dia menemui pak Lurah untuk curhat mengenai persoalan bakat yang dimiliki oleh anaknya.

Jaya                 : “Assalamualaikum pak, lagi sibuk ya?”
Pa Lurah          : “Waalaikumsalam Jaya, saya tidak sibuk, sedang merapihkan berkas-berkas saja.  
                            Ada apa ya Pak Jaya?”
Jaya                 : “Oh ya, kan saya dan bapa sudah berteman sudah lama sejak SD, saya ingin
                           bertanya sekaligus curhat pa.”
Pa Lurah          : “Curhat masalah apa ya?”
Jaya                 : “Masalah bakat anak saya pak, anak saya ini gemar sekali menulis dan sepertinya
                            dia berbakat dibidang tulis menulis, tetapi saya agak sedikit khawatir.”
Pa Lurah          : “Khawatir soal apa ya pak?”
Jaya                 : “Masalah biayanya pak, biayanya tidak mencukupi. Apalagi saya dulu juga pernah
                            kuliah di bidang pertanian. Namun berhenti akibat biaya. Saya tidak mau hal
                            tersebut terjadi pada anak saya. Saya bukannya bermaksud galak kepada dia,
                            melainkan saya takut dia kecewa berat pa.”
Pa Lurah          : “Kalau memang begitu, sebaiknya Pak Jaya jangan melarang, biarkanlah saja anak
                               anda melakukan kegemarannya. Barangkali dia mendapatkan hadiah atau mungkin
                            beasiswa untuk orang seperti Pak Jaya ini.”
Jaya                 : “Kalau beitu sebaiknya saya pamit  pulang dulu ya Pa Lurah, maaf telah menggangu
                                kesibukannya
Pa Lurah          : “Tidak apa - apa. Iya mari.”

Suatu hari di sekolah, Ucok mendapat undangan olimpiade dari pemerintah. Tentunya, hal itu menjadi perhatian bagi Ucok untuk mengikuti lomba tersebut. Lalu dia memberitahu sahabatnya, Nikita, tentang lomba tersebut.

Ucok                : “Nik, liat apa yang aku dapat.”
Nikita               : “Apaan tuh cok, coba diliat dalamnya apa? Barang kali daftar hutang kamu”
Ucok                : “Bercanda aja kamu ini nik, coba dibuka.”

Setelah suratnya dibuka dan isinya……

Ucok                : “Nik liat aku dapat hal yang aneh.”
Nikita               : “Apaan tuh?”
Ucok                : “aku diundang untuk mengikuti olimpiade menulis.”
Nikita               : “Serius?? Wah selamat ya cok, ngga sia sia kamu setiap hari kena marah bapak
                            kamu. aku pasti akan mendukung kamu.”
Ucok                : “Iya nik. Makasih ya.”
Nikita               : “kalau begitu, lebih baik sekarang kita menemui Bu Guru, supaya kamu bisa langsung mendaftar olimpiade itu”
Ucok                : “ayo”

Mendengar percakapan Ucok dan Nikita, Chintya pun merasa panas. Pemimpin geng yang merasa dirinya tercantik di satu kelas ini datang melabrak..

Chintya                        : “Hah!!! Kagak salah dengar gw!!!! Orang jelek dan bodoh bahkan seorang anak
                           petani lolos ke olimpiade!! Jurinya sedeng kali ya wkwk...”(tertawa puas)
Nikita               : “kamu tuh seharusnya bersyukur,teman kita ada yang masuk olimpiade.
                           Dia bisa bikin nama sekolah kita harum.”
Chintya                        : “Helooooo ngaca dong Ucok tuh ngga pantas, apalagi dia pakai alat yang jadul dan
                              kamsuepay dah. Lu kira ini acara pedesaan, ini tuh olimpiade buat anak orang
                            kaya macam gw.”
Ucok                : “Sudah-sudah kalian jangan berantem, malu-maluin aja kalian ini. Sudahlah nik,
                            jangan bertengkar macam kucing dan anjing.”
Chintya                        : “Sudahlah cok, lu mending mundur, daripada malu-maluin sekolah kita ini. Ini
                              lomba tuh khusus buat gw yang elit dan gaul. Iyuh anak petani mau ikutan lomba
                            macam gini, ngaca dulu looo, baru ngikutin acara ini.”
Nikita               : “Setiap orang boleh dong mengharumkan nama sekolah, memangnya kamu pikir kamu siapa melarang-larang Ucok ?”
Ucok                : “ Sabar-sabar kalian berdua, malu dilihatin orang.”
Nikita               : “Untung aja disini rame, kalau nggak...
Chintya                        : “Ayo kalo lu berani mah, lu jual gw beli.”
Ucok                : “Sudah-sudah, kalian ini sudah dewasa masih kaya anak kecil. Yuk nik ke ruang   
                          guru daripada kita kepanasan disini
Chintya                        : “Udah sana ngadu, dasar anak cengeng, wkwkwk.”

Ucok dan Nikita tiba di Ruang Guru..

Ucok                : “Assalamualaikum ibu guru.”
Bu Guru           : “Waalaikumsalam, ada apa kalian?”
Nikita               : “Ini bu, si Ucok mau daftar lomba olimpiade.”
Bu Guru           : “Baguslah, Ucok inikan murid berprestasi di bidang sastra. Saya harap kamu mau
                            mengikutinya. Bagaimana ucok?”
Ucok                : “Saya mau ikut bu, tapi…….”
Nikita               : “Ngga usah pake tapi-tapian kenapa cok. Udah daftar aja sekarang. kenapa lama-
                           lama?”
Ucok                : “Bukan itu melainkan agak susah.”
Bu Guru           : “Agak susah kenapa? Sebelum kalian daftar, saya kasih tahu peraturannya. Disini di
                           wajibkan untuk mendapatkan izin dari orang tua.”
Ucok                : “Nah itu dia bu, bapa saya tidak dapat memberikan izin tersebut.”

Nikita sang teman terdekat pun berfikir dan memutar otak..

Nikita               : “ Bagaimana dengan tanda tangan palsu? Apakah diizinkan bu?”
Bu Guru           : “Bukannya saya melarang,tapi kamu harus minta izin kepada orang tua secara baik-
                            baik.”
Ucok                : “Susah bu, demi allah bapak saya orangnya keras
Nikita               : “Ibu, ucok inikan anak berbakat, jadi izinkan saja ya bu?”
Bu Guru           : “Oke kalau begitu saya izinkan kalian menggunakan tanda tangan palsu dari bapaknya ucok. Tapi dengan satu syarat, saya ingin kamu menang. Bisa??
Ucok                : “Ok bu.”
Bu Guru           : “Mulai dari sekarang kamu diterima dan mulai besok kita akan intens belajar.
                            Jangan sampai lupa ya nak Ucok.”
Ucok                :”baik bu”

Pada keesokan harinya, Bu Guru mengajarkan dengan intens terhadap Ucok...

Ucok                : “Bu, saya ingin bertanya apakah hal ini bisa dilakukan di karya ilmiah.”
Bu Guru           : “Hal tersebut bisa dilakukan cok, tapi kamu harus berhati-hati dengan segala
                              sesuatu yang ada dalam karya tulis kamu. Karena tanda baca yang kamu pelajari
                           di kelas juga harus kamu hapalkan
Ucok                : “Siap bu”

Setelah 10 menit, Ucok pun memberikan hasil belajar kepada gurunya..

Ucok                : “Bu coba diperiksa dulu karya tulis saya, apa ada yang harus diperbaiki?
Bu Guru           : “Ok, tapi ini agak diperbaiki lagi ya cok. Tanda baca,  judul maupun tema dari karya
                               kamu agak sedikit melencong. Coba kamu kembangkan lagi konsepnya. Jangan
                               bersifat monoton. Kalau memang mau dinamis ya harus dinamis, tetapi kalau statis
                            ya kamu juga ngga boleh bergerak kemana - mana
Ucok                : “Jadi ini ngulang bu?”
Bu guru                        : “Diulang saja ya nak ucok, saya tinggal ke kantor dulu ya. Kamu lanjutkan.”
Ucok                : “Siap bu.”

Setelah berhari-hari Ucok melakukan bimbingan yang cukup intens. Perlombaan tinggal menghitung hari. Chintya sang penyihir di sekolah merasa iri terhadap Ucok. Chintya pun memiliki akal busuk terhadap Ucok..

Chintya                        : “Sepertinya gw harus melakukan sesuatu nih. Pokoknya Ucok si anak petani yang
                           kamsuepay dan jorok itu harus mundur dari perlombaan.”

Chintya akhirnya mempunyai akal, disaat Ucok sedang bimbingan terhadap Bu Guru, dia akan merusak mesin tik tersebut.

Didalam bimbingan..

Ucok                : “Bu beberapa hari lagi saya akan mengikuti olimpiade, doakan saya ya bu.”
Bu guru                        : “Saya akan mendoakan kamu cok, tapi ingat menang atau kalah itu ada di
                           keputusan Allah, kamu cukup bertawakal dan usaha. Juri hanya perantara.”
Ucok                : “Siap bu.”
Bu Guru           : “Apakah kamu sudah hafal apa yang sudah menjadi bahan pembelajaran 1 bulan
                            yang lalu?”
Ucok                : “Sudah bu, pertama yaitu konsep, tema, definisi harus ada dalam karya saya. Lalu
                           karya tersebut harus memiliki karakter dibandingkan dengan karya tulis yang
                            lainnya. Karya saya harus memiliki vocal point, vocal point ini ialah hal yang paling
                          menonjol dari karya tulis yang saya buat. Apa ada yang masih kurang bu?”
Bu Guru           : “jangan lupa 5 W + 1 H dalam karya tersebut. Ibu doakan semoga sukses dengan
                           mesin tik kamu itu, untuk merayakan hal tersebut kamu saya ajak ke kantin.”
Ucok                : “Ok”

Disaat mereka berdua pergi ke kantin, Chintya melakukan hal buluk tersebut..

Chintya                        : “Mumpung nggak ada ucok, gw rusak nih mesin tik yang jelek ini.”

Prentanggggg mesin itu pun rusak dan Chintya kabur. Setelah hal itu Ucok dan Bu Guru kembali dan terlihat kaget. Terutama Ucok, pacar pertamanya yaitu mesin tik rusak dan meninggalkannya. Nikita pun datang ke ruang bimbingan dan menemukan Ucok dirundung awan gelap..

Bu guru                        : “ Loh ini mesin tik kamu kenapa cok? kok jadi rusak begini?”
Ucok                : “Saya juga ga tau bu, gimana ini”
Nikita               : “Ada apa cok?”
Ucok                : “Mesin tik aku rusak nik, aku ngga bisa belajar lagi.”
Nikita               : “Sudahlah cok, aku turut prihatin juga ya. kamu jangan bersedih, mesin tik hanya
                           sebagai perantara dari karya-karya kau yang sungguh menakjubkan.”
Ucok                : “kamu memang yang terbaik nik. Hehe.”
Nikita               : “Sudah ayo semangat, jangan patah arang.”

Sudah 2 hari ini Ucok hanya bisa menulis dengan tangannya, mesin tik sudah tidak menemaninya lagi. Dia hanya ditemani dengan secarik kertas, sebuah bolpoint dan terangnya cahaya bulan. Orang tua dari si Ucok pun heran dengan tidak adanya aktivitas bunyi mesin tik. Tak tok tak tok. Itulah suara yang sehari-sehari terdengar dikala malam telah menjemput matahari, namun suara tersebut sudah tidak terdengar lagi. Demi mencari tau mereka, orang tua Ucok menemui  Nikita teman dekat Ucok.

Jaya                 : “Apakah kamu nak Nikita?”
Nikita               : “Benar saya Nikita, ada apa ya pak?”
Jaya                 : “kami orang tua nya Ucok, kami mau nanya nih, kami merasa sepertinya ada
                              janggal dari Ucok. Sudah lama kami tidak mendengar suara mesin tik nya Ucok
                           dirumah, kira-kira kenapa ya?
Nikita               : “oh, jadi begini pak, bu, Mesin tik itu telah rusak karena dibanting oleh seseorang yang tidak diketahui hingga sekarang.”
Tuti                  : “ya ampun, benar begitu?
Nikita               : “Iya betul bu, jadi dia merasa kurang percaya diri dalam mengikuti lomba
                            olimpiade
Jaya                 : “hah? Olimpiade? Ucok ikut olimpiade?
Nikita               : “iya pak, sudah 1 bulan ini, Ucok berlatih dibawah bimbingan bu guru”
Tuti                  : oh jadi begitu, tapi kenapa dia gak cerita yah..?
Nikita               : “iya, soalnya Ucok takut tidak diizinkan oleh Bapak.”
Jaya                 : “oh, yasudah lah kalau begitu, terima kasih ya infonya”
Nikita               : “iya sama sama pak, saya permisi dulu ya..”

Sepeninggal Nikita..

Tuti                  : “aduh kasian Ucok kalau sampai tidak jadi ikut olimpiade, bagaimana ini pak?”
Jaya                 : “hm...tenang bu, bapak punya ide. Lebih sekarang kita pulang, nanti kita bicarakan
                           dirumah..”
Pada hari perlombaan, Ucok bermaksud datang ke tempat perlombaan untuk membatalkan registrasinya. Tetapi, Bu Guru datang, dan memberikan mesin tik kepada Ucok..

Bu Guru           : “Ucok, tunggu sebentar”
Ucok                : “ada apa bu?”
Bu Guru           : “bawa ini bersama mu”
Ucok                : “apa ini bu? Hah? Mesin tik? Milik siapa ini bu?”
Bu Guru           : “nanti saya jelaskan, lebih baik kamu cepat masuk ke ruang perlombaan, perlombaan sudah mau di mulai”

Didalam ruang kompetisi, Juri mengomentari satu persatu dari hasil karya tersebut, dan tibalah karya Ucok yang di komentari..

Juri                  : “Kamu ucok?”
Ucok                : “Betul pak, bagaimana dengan karya tulis saya?
Juri                  : “Kamu sudah hampir sempurna. Namun, kamu terlalu memaksakan apa yang
                            sudah kamu bentuk melalui ide dasar. Coba kamu kembangkan tetapi tidak
                               melenceng dari teks karya tersebut, menjadikan karya kamu sempurna. It’s ok.
Ucok                : “Apakah saya lolos?”
Juri                  : “Kita lihat saja nanti, semoga kamu lulus dan juri lain merasakan apa yang saya
                           rasakan terhadap karya kamu
Ucok                : “Terima kasih, pak.”
Juri                  : “kalau begitu, kamu boleh meninggalkan ruangan ini..

Pengumuman pun tiba, 10 finalis dipanggil untuk masuk final..

Juri                  : “Ok waktunya tiba, urutan pertama ialah Rudi Saifullah dari SMK Sejahtera Abadi,
                               lalu Sari Setiawati dari SMAN 2 Lontok, lalu Angelina Sherly dari SMA Kristen
                               Satria, Lalu Zaenal Abidin dari SMA Terpadu 1, Lalu SMA 3 Kejayaan diwakili 2
                             peserta yaitu Dani Pustanto dan Guliano Mateo. Pengumumannya akan
                            dilanjutkan setelah break
Ucok                : “Aduh tinggal 4 peserta lagi, aku masuk lolos tidak ya.”
Nikita               : “kamu harus yakin cok, kamu pasti lolos kok,  kita kan selalu mendukung kamu
Bu Guru           : “betul nak Ucok,kamu tenang saja,belum tentu kamu tidak lolos,kamu harus yakin
Ucok                : “baik bu

Juri pun kembali datang…

Juri                  : “Ok saatnya nama berikutnya, di nama berikut ini kami mengalami perdebatan
                            hebat, dikarekan kami memiliki pandangan yang berbeda-beda. Okay, nama
                              selanjutnya ialah Kahuluho Saroso dari SMA Kertajayasa, lalu Claudia Stewart  
                              dari  SMA Jaya Raya, Muhammad Galih Sugiharto dari SMK Ketulusan Maju dan nama terakhir ialah Ucok Rajasa dari SMA Karya Bakti. Itulah nama-nama yang masuk final. Final akan diadakan jam 13 : 00. Sekian dan terima kasih.

Bu Guru           : “Selamat ya nak Ucok, sebentar lagi final dan kamu akan mendapatkan juara.
                            Sekarang kamu istirahat ya.”
Ucok                : “ baik bu “
Nikita               : “Betul cok, aku traktir minum deh, nanti kalo kamu menang, kan hadiahnya bisa di
                            bagi-bagi, hehehe
Ucok                : “yaudah, yuk kita ke kantin..”

Final pun dimulai. Skill mereka dalam hal mengetik dan mengungkapkan ide diuji di babak final tersebut. Dan diawasi langsung oleh 5 orang juri..

Beberapa jam kemudian, babak itu pun berakhir. Ucok merasa lega dan segar bercampur stres dan deg-degan. Hasil final akan diumukan pukul 16:00...

Nikita               : “Ucok, bagaimana finalnya?
Ucok                : “Waduh deg-degan nik, oh ya aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
Nikita               : “yaudah ngomong aja cok”
Ucok                : “Jadi gini nik, maaf banget ini soalnya ini memang mendadak, aku juga nggak bawa
                              apa-apa. Tapi, kalau aku  boleh jujur, aku suka sama kamu dari awal kita bertemu.
                              Terima kasih atas apa yang telah kamu lakukan kepada aku, tapi sejujurnya dari
                            lubuk hati yang terdalam. kamu mau ngga jadi pacar aku?
Nikita               : “aku gatau mau ngomong apa, tapi aku mau kok jadi pacar kamu. Aku juga udah
                            suka sama kamu dari awal kita ketemu.” (sambil tersenyum)
Ucok                : “hah beneran? Jadi kita pacaran?”
Nikita               : “iya”
Ucok                : “yah, walaupun aku gak menang di kompetisi ini, paling nggak aku udah menang di
                            hati kamu..”
Nikita               : “tapi kamu harus optimis, kamu pasti menang cok. Aku selalu dukung kamu..”
Ucok                : “makasih ya nikita, kamu memang yang terbaik..”

Hari itu adalah hari bersejarah buat Ucok dan Nikita. Pada saat itu pula Ucok masih menunggu hasil pengumuman dari para juri.

Juri pun datang dan segera mengumumkan pemenangnya..

Juri                  : “Masih pada semangat (nada semangat). Ok ini adalah hasil dari semua babak, mulai dari eliminasi hingga babak final dan kami menemukan the big six dari provinsi ini. Oke, ini adalah pemenangnya. Juara harapan 3 ialah Muhammad Galih Sugiharto dari SMK Ketulusan, juara harapan 2 ialah Angelina Sherly dari SMA Kristen Satria, Juara harapan 1 ialah Dani Pustanto dari SMA 3 Kejayaan. Lalu juara 3 jatuh kepada Kahuluho Saroso dari SMA Kertajayasa, juara 2 ialah Rudi Saifullah dari SMK Sejahtera Abadi. Dan juara 1, juara ini ialah yang tidak diunggulkan dan SMA ini belum pernah masuk menjadi juara, juaranya ialah Ucok Rajasa dari SMA Karya Bakti. Selamat atas Ucok yang berhasil mendapatkan juara 1. Selamat kepada para pemenang!!!!!!!

Ucok                : “Yess aku menang, makasih Nikita dan Bu Guru. Atas dukungan kalian saya bisa
                            menjadi juara 1 dan menjadi juara pertama dalam olimpiade ini.
Bu Guru           : “Iya sama-sama.”
Nikita               : “Selamat Ucok.”

Ketika mereka sedang berbincang, salah satu juri menghampiri mereka..

Juri                  : apa benar kamu yang bernama Ucok ?
Ucok                : benar itu saya, ada apa ya pak ?
Juri                  : jadi begini, saya tertarik untuk merekrut kamu di perusahaan saya. Jika kamu berminat, kamu bisa datang ke perusahaan saya besok, ini kartu nama saya.
Ucok                : yang benar pak ? wah saya sangat tertarik, baiklah kalau begitu, besok saya akan datang ke perusahaan bapak.
Juri                  : baiklah, saya permisi dulu ya..
Ucok                : iya, terima kasih banyak ya pak..

Ucok                : oh iya bu, saya ingin mengembalikan mesin tik yang ibu pinjam kan kepada saya
Bu Guru           : itu bukan milik saya cok. Itu milik bapak kamu, tadi pagi sekali beliau datang dan memberikannya kepada saya untuk diberikan kembali kepada kamu.
Ucok                : yang benar bu ?
Bu Guru           : benar, nak ucok. Nah, lebih baik sekarang kita pulang, sudah sore
Ucok & Nikita : baik bu
Mendengar cerita dari bu guru, Ucok pun langsung pulang ke rumah dengan terburu-buru..

Ucok                : “Assalamualaikum, Ibu dan Bapak...
   Ada kabar baik bu, pak.
   Ini,Ucok juara 1 olimpiade.”
Tuti + Jaya       : “Selamat ya nak, selamat.”
Ucok                : “Tadi kata bu guru, ini mesin tik dari bapak sama ibu. Sebenarnya, bagaimana bisa bapak sama ibu membelikan mesin tik lagi untuk aku? dan darimana kalian tahu kalau saya mengikuti Olimpiade?
Jaya                 : “Nak, dengarkan baik baik. Tentulah bapak sangat peduli sama kamu. Di saat genting seperti kemarin,tidak akan bapak dan ibu tinggal diam dengan kondisi kamu dan mesin tik kamu seperti kemarin. Bapak mengorbankan bruno (kerbau) untuk dijual agar bapak bisa belikan kamu mesin tik baru untuk menghadapi olimpiade. Itu semua agar...
Ucok                : “Bapak menjual Bruno?! Tapi bagaimana dengan..”
Tuti                  : “Sudah nak. Tidak ada yang perlu engkau khawatirkan.Insyaallah kita tidak akan  kekurangan, setidaknya pengorbanan kita tidak sia sia dengan persembahan kemenangan kamu hari ini.”
Jaya                 : “Nak, bapak tau selama ini mempunyai hutang kebahagiaan yang belum pernah sempat bapak lunasi pada kamu. Setidaknya, bapak tidak mau kamu terpuruk lagi dalam lomba yang kamu gemari itu, bapak ingin kamu bahagia dengan bisa mengikuti lomba itu dengan lancar. Iya kan bu?”
Tuti                  : “Setidaknya sekalipun kamu tidak menang, tapi memiliki anak yang bersemangat dan berbakat seperti kamu sudah membuat kami bahagia, dan mengorbankan kerbau kita untuk memberikanmu mesin tik adalah sesuatu yang pantas.”
Jaya                 : “Semoga kesedihan kamu bisa terobati dengan kemenangan ini, dan bisa tumbuh menjadi anak yang baik, setidaknya lebih baik dari bapak”

Mendengar hal itu, Ucok pun terharu dan merangkul bapak dan ibu nya sembari ia meminta maaf atas prasangka buruk terhadap mereka selama ini, terutama kepada bapaknya.
Setelah itu, kehidupan mereka menjadi lebih baik terutama setelah Ucok diterima di perusahaan besar dan bergengsi. Berdasarkan rujukan juri lomba olimpiade..

TO BE CONTINUE...